Kepala BNPT: Keberadaan Masjid dan Ponpes, Mampu Reduksi Radikal Terorisme

Nasional4 Dilihat

Kita bersyukur dan berharap masjid yang bagus ini menjadi pusat dakwah pendidikan Islam rahmatan lil alamin, tempat mencetak kader-kader santri-santriwati kelak nanti.

Komjen Pol Boy Rafli Amar

BOGOR – Keberadaan masjid dan Pondok Pesantren (Ponpes) harus bisa menjadi tempat dilakukannya penyebaran dakwah Islam yang rahmatan lil alamin.

Disamping, peran dan eksistensi masjid dan pesantren dapat memberikan pemikiran moderat untuk mendakwahkan narasi kedamaian dan kasih sayang keagamaan kepada umat.

Hal tersebut bertujuan untuk mereduksi paham radikal terorisme yang sangat bertentangan dari nilai-nilai suci keagamaan.

Demikian dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, dalam sambutannya saat meresmikan Masjid Sumaryati dan Peletakan Batu Pertama pembangunan Pondok Pesantren Nurul Ibad III di Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu, (26/3).

“Kita bersyukur dan berharap masjid yang bagus ini menjadi pusat dakwah pendidikan Islam rahmatan lil alamin, tempat mencetak kader-kader santri-santriwati kelak nanti,” ujarnya.

“Karena kita telah sama-sama meletakan batu pertama, tanda dimulainya pembangunan Pondok Pesantren Nurul Ibad 3,” lanjut Boy.

Baca Juga: DPR RI Anggarkan Rp48,7 Miliar untuk Gorden

Masyarakat Indonesia patut bersyukur, kata Boy, karena bangsa Indonesia mendapatkan ajaran agama dari para wali, ulama besar yang mengajarkan Islam berkarakter ahlussunnah wal jamaah.

“Berdakwah dengan prinsip washatiyah akan memberikan suasana yang sejuk, damai, serta membangun semangat persaudaraan, semangat bertoleransi, dan menghargai antar sesama,” katanya.

Menurut Kepala BNPT, Indonesia adalah negara yang beragam. Dari Sabang sampai Merauke memiliki karakter Islam yang moderat, tidak ekstrem kanan dan ekstrem kiri, tetapi berada di tengah.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia senantiasa menafsirkan kitab suci dengan akal sehat, dengan konteks kekinian dan tentunya juga dengan semangat bertoleransi.

Toleransi Bukan Berarti Menggadaikan Syariat Agama

Ia menjelaskan, bertoleransi bukan berarti menggadaikan syariat agama, melainkan sebagai negara yang beragam dan majemuk. Karena negara menjamin atasnama Undang-Undang melaksanakan syriat agama sesuai yang dianutnya.

“Tidak ada masalah bagi umat Islam melakukan amaliyah sesuai dengan yang di syariatkan, dan karena karakter agama kita adalah agama yang menghormati agama lain. Itulah kebesaran bangsa kita,” kata dia.

Dengan dibangunnya Pondok Pesantren Nurul Ibad 3, maka akan bertambah tempat untuk pembangunan manusia Indonesia dalam menyongsong Indonesia emas tahun 2045.

Ia pun berharap, agar masjid yang telah diresmikannya dapat berfungsi sebagaimana mestinya. “Mari kita jadikan masjid ini menjadi tempat bagi kita untuk pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki kemampuan pemahaman agama yang baik dan diiringi dengan semangat membangun kecintaan terhadap NKRI,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ibad, KH Ibnu Mulkan, mengatakan pembangunan masjid dan pondok pesantren yang lahannya berasal dari tanah wakaf itu, bertujuan untuk sarana menyebarkan syiar ajaran Islam melalui pendidikan di pondok pesantren.

“Masjid ini diharapkan menjadi ujung tombak dakwah Islam yang rahmatan lil alamin, masjid yang anti radikalisme, terorisme, dan intoleransi, serta diharapkan ponpes ini sebagai pusat pembinaan bagi  santri dalam mempelajari ajaran-ajaran agama Islam yang moderat,” katanya.

Pihaknya berharap, masjid ataupun ponpesnya bisa bersinergi dengan BNPT untuk mendakwahkan Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam yang sejuk sesuai ajaran para nabi dan wali, juga untuk menjadikan Islam yang moderat, Islam yang menjadi contoh di seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar