Membangun Sekolah Damai: Upaya BNPT RI Mengatasi Intoleransi dan Perundungan di Aceh

Daerah, Nasional754 Dilihat

BANDA ACEH – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mencanangkan tujuh program prioritas untuk tahun 2024, salah satunya adalah program Sekolah Damai. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan keberagaman, sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, kepada guru dan siswa di tingkat SMA dan sederajat.

Inisiatif ini sangat penting dalam mengatasi bibit intoleransi, kekerasan, dan perundungan di lingkungan sekolah. Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof. Irfan Idris, menegaskan bahwa Sekolah Damai berfungsi untuk meningkatkan ketahanan siswa dan guru terhadap ideologi yang dapat memicu kekerasan.

“Melalui program ini, kami ingin peserta didik dapat berpikir kritis dan inklusif,” ujarnya pada Pelatihan Guru Dalam Rangka Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan Dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan dan Bullying di SMKN 2, Banda Aceh, Rabu (30/10/2024).

 

Prof. Irfan juga mencatat bahwa sekolah, sebagai tempat pembentukan karakter, harus mampu melindungi siswa dari pengaruh negatif seperti radikalisme dan intoleransi.

Baca Juga: Membangun Ketahanan Pemuda: Melawan Ideologi Ekstrem di Era Digital

Sebuah survei oleh Setara Institute pada tahun 2023 menunjukkan Banda Aceh berada di urutan ketiga untuk tingkat intoleransi tertinggi di Indonesia dengan skor 4,26.

“Data ini menunjukkan bahwa kita masih memiliki banyak pekerjaan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan harmonis,” jelasnya.

Terkait perundungan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat terjadi sekitar 3.800 kasus perundungan sepanjang tahun 2023, angka yang jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Perundungan tidak hanya melibatkan kekerasan fisik, tetapi juga verbal dan psikologis, yang merusak mental dan proses belajar siswa,” tambah Prof. Irfan.

Pelatihan yang digelar berfungsi untuk memperkuat kemampuan guru dalam mendeteksi dan menangani gejala intoleransi serta kekerasan di sekolah.

Baca Lagi: Membangun Ketangguhan Desa, Pencegahan Terorisme FKPT Kalsel

“Kami berharap pelatihan ini menghasilkan agen-agen perdamaian yang dapat menyebarkan nilai-nilai positif di masyarakat,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Marthunis, menyambut baik program Sekolah Damai. Dia menekankan pentingnya sekolah sebagai habitat ideal untuk mencetak generasi dengan pemahaman kebhinekaan yang tinggi.

“Kami sudah memiliki tim pencegahan kekerasan di sekolah, namun perlu diperkuat lagi,” katanya.

Marthunis menekankan bahwa sekolah harus memberikan pengalaman kedamaian dan kebersihan lingkungan, serta membentuk karakter siswa yang baik.

“Anak didik kita sekarang adalah pemimpin masa depan. Jika kita tidak memperbaiki lingkungan mereka, kita akan berisiko melahirkan generasi yang suka bullying,” ujarnya.

Dari kegiatan Sekolah Damai di SMKN 2 Banda Aceh, sebanyak 100 guru mengikuti pelatihan pada hari pertama, diikuti oleh 300 siswa pada hari kedua.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara BNPT RI, Duta Damai BNPT, dan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, dengan harapan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lainnya dalam menciptakan iklim yang damai dan toleran.