Momentum Hari Santri 2024: Santri Jadi Garda Terdepan Lawan Intoleransi dan Terorisme

Nasional, Ragam996 Dilihat

CILEGON – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 digelar dengan harapan menjadi tonggak bagi para santri untuk lebih proaktif dalam menanggulangi paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Mayjen TNI Roedy Widodo, menekankan pentingnya peran santri dalam mendeteksi dan mencegah potensi ancaman tersebut.

“Santri harus dapat melakukan pendeteksian dini dan perlawanan terhadap paham intoleran dan radikal, serta berkontribusi dalam melawan terorisme,” ujarnya pada upacara Peringatan Hari Santri 2024 dan Deklarasi Anti Narkoba, Anti Radikalisme dan Anti Terorisme yang berlangsung di Alun-Alun Kota Cilegon, Selasa (22/10/2024).

“Ini adalah momentum luar biasa dalam rangka melakukan pencegahan dan penanggulangan di semua level, dari individu hingga masyarakat,” tambah Roedy.

Baca Juga: Penangkapan Pemasok Amunisi KKB: Satgas Damai Cartenz Berhasil Ungkap Jaringan Teroris di Papua

Roedy Widodo berharap, melalui HSN, para santri bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman intoleransi, radikalisme, dan narkoba.

“Santri harus kembali berperan sebagai basis pendidikan moral bangsa,” tegasnya.

Menurut dia, dengan adanya kewaspadaan dan ketahanan nasional yang cukup kuat, diharapkan masyarakat utamanya para santri dapat melakukan pencegahan secara dini, penolakan dan perlawanan dari masyarakat terhadap paham paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

“Sehingga tidak perlu melakukan perlawanan dari stakeholder, tetapi masyarakat sudah bisa bangkit, walaupun tetap stakeholder dalam hal ini BNPT sebagai koordinator tetap juga mengkoordinasikan seluruh kementerian dan lembaga terkait lainnya,” jelasnya.

Dikatakannya, polarisasi radikalisme sekarang ini sudah berubah, bukan menggunakan kekerasan lagi, namun sudah melebur. Bagaikan fenomena gunung es, penyebaran paham ini sudah tidak terlihat lagi di permukaan.

Baca Lagi: Densus 88 Polri Siap Amankan Pilkada Serentak 2024: Fokus Deteksi dan Pencegahan Terorisme

Gejala-gejala yang dimaksud, di antaranya: pertama, digitalisasi radikalisme atau ideologi. Kedua, metode fundraising atau penggalangan dana yang sulit dilacak, karena memanfaatkan transaksi gelap untuk mendanai operasi gerakan kelompok tersebut.

Ketiga adalah penyusupan terhadap tiga kelompok rentan yakni perempuan, remaja dan anak-anak untuk disusupi ideologi ektrem karena dianggap lebih mudah dipengaruhi.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Marthinus Hukom mengatakan santri dan pesantren merupakan suatu basis pembangunan bangsa. Dimana saat ini ada dua kerusakan moral yang perlu diantisipasi oleh para santri yaitu narkoba dan terorisme.

 

“Sehingga melalui momentum hari santri ini, kita mengajak semua santri untuk mengambil kembali peran masyarakat sebagai basis pendidikan moral bangsa untuk melakukan perlawanan terhadap dua isu itu,” ujarnya.

Sementara itu Pj. Walikota Cilegon, Nana Supiana yang bertindak sebagai Pembina Upacara pada Upacara HSN tersebut mengatakan,semangat perjuangan dan dedikasi para santri selalu menginspirasi untuk menuntut ilmu dan berkontribusi bagi bangsa.

“Mari para santri bersama-sama untuk menjaga persatuan dan terus kembangkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Upacara ini menjadi inspirasi, dimana, ribuan warga Kota Cilegon bersatu dan bersama menyuarakan pesan damai dalam menghadapi Pilkada nanti. Semoga santri di seluruh Indonesia semakin maju dan bermanfaat untuk masyarakat,” ujar dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *