Mourinho Diusir: Kontroversi Kartu Merah di Pertandingan Fenerbahce vs Manchester United

Ragam627 Dilihat

JAKARTA – Pada matchday ketiga Liga Europa, Fenerbahce dan Manchester United (Man Utd) bertemu dalam laga yang penuh drama di Stadion Sukru Saracoglu, Jumat (25/10/2024). Meski pertandingan berakhir imbang 1-1, sorotan utama justru tertuju pada pelatih Fenerbahce, Jose Mourinho, yang harus menerima kartu merah akibat protesnya yang dianggap berlebihan.

Pertandingan dimulai dengan Manchester United memimpin terlebih dahulu lewat gol Christian Eriksen di menit ke-15. Namun, Fenerbahce tidak tinggal diam dan berhasil menyamakan kedudukan melalui Youssef En-Nesyri di awal babak kedua.

Atmosfer pertandingan semakin memanas ketika Mourinho, yang dikenal dengan karisma dan emosinya di pinggir lapangan, mengajukan protes keras atas keputusan wasit terkait pelanggaran Manuel Ugarte terhadap Bright Osayi-Samuel. Namun, klaim penalti tersebut diabaikan oleh wasit Clement Turpin serta Video Assistant Referee (VAR).

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024: Momen Rekonsiliasi untuk Persatuan Bangsa

Di menit ke-57, Mourinho diusir dari pinggir lapangan setelah mengeluarkan kata-kata yang dianggap terlalu emosional. Dalam wawancaranya dengan TNT Sports, Mourinho menanggapi keputusan wasit dengan sindiran tajam.

“Saya tidak ingin membicarakannya. Dia memberi tahu saya sesuatu yang luar biasa, sementara dia juga melihat aksi di kotak penalti,” ungkapnya dengan nada sarkastik.

“Dia (Clement Turpin) benar-benar luar biasa, penglihatan tepinya 100 mil per jam, dan saya ucapkan selamat kepadanya karena ia menjadi salah satu wasit terbaik di dunia,” lanjut Mourinho, menekankan rasa frustrasinya terhadap keputusan yang diambil.

Mourinho dikenal dengan sifatnya yang tegas dan terkadang kontroversial, menjadikannya sosok yang selalu menarik perhatian di lapangan. Dengan hasil imbang ini, baik Fenerbahce maupun Manchester United harus puas berbagi angka, meski keduanya memiliki peluang untuk meraih tiga poin.

Dalam pertandingan mendatang, Mourinho akan berusaha untuk memperbaiki strategi timnya sambil menghadapi tantangan sebagai pelatih yang kini harus beraksi dari tribun. Pertandingan ini tidak hanya menambah catatan sejarah Liga Europa, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana emosi dalam sepak bola dapat memicu kontroversi yang menyita perhatian publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *