JAKARTA – Pendidikan pada level kepemimpinan diharapkan menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan berkarakter sebagai teladan. Memiliki visi dan pandangan yang luas agar mampu beradaptasi dalam berbagai lingkungan dan kondisi dalam melaksanakan tugasnya.
Demikian sambutan tertulis Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang dibacakan Kasum TNI, Letjen TNI Joni Supriyanto, dalam memberikan pembekalan akhir pada peserta pendidikan Sespimti (Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi) Polri Dikreg ke-29 dan Sespimmen (Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah) Polri Dikreg (Pendidikan Reguler) ke-60 secara virtual, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/10/2020).
“Kapan dan dimanapun pendidikan dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter,” ujarnya.
Hadi mengatakan, sesuai dengan prinsip kepemimpinan yang disampaikan Sun Tzu ribuan tahun yang lalu, masih sangat relevan sampai saat ini. Selalu ada risiko ketika seorang pimpinan mengambil inisiatif untuk menghadapi ketidakpastian, seperti medan perang.
“Inilah yang membedakan seorang pemimpin dengan pengikut. Anak buah berkewajiban mengikuti perintah, tapi pemimpin berkewajiban mengambil risiko, mengambil keputusan dan memberikan perintah yang tepat pada waktu yang tepat, walaupun dihadapkan dengan ketidakpastian,” kata dia.
Dalam organisasi militer, kewenangan komando menjadi dasar kepatuhan yang bersifat mutlak. Namun yang tidak boleh dilupakan, otoritas yang dimiliki pemimpin membawa tanggung jawab yang besar.
“Otoritas untuk mengambil keputusan dan memberikan perintah, yang memiliki risiko hilangnya nyawa bagi anak buah, disertai tanggung jawab bahwa apabila ada suatu kesalahan, maka pemimpin harus bertanggungjawab,” Hadi menambahkan.
Ia berpesan kepada siswa Sespimti dan Sespimmen agar selalu siapkan diri menjadi pemimpin yang kompeten dan menerima tanggung jawab sebagai konsekuensi dari kewenangan yang diberikan.
“Kepemimpinan adalah keseimbangan antara kewenangan dan tanggung jawab. Pemimpin tidak berarti apa-apa tanpa ada anggota yang dipimpinnya. Kedekatan yang dimaksud bukan semata-mata secara fisik, tapi juga berarti keyakinan dua arah antara pemimpin dan yang dipimpin,” katanya.
Disamping itu, kata Hadi, ada sangat mendasar yang perlu diaplikasikan di lapangan berupa keteladanan, inisiatif, tanggung jawab, dan kompetensi yang dimiliki seorang perwira, bakal menimbulkan keyakinan pada bawahan bahwa mereka dipimpin untuk menuju kemenangan.
Sebaliknya, Komandan yang betul-betul memahami bawahannya memiliki keyakinan bahwa mereka sudah dipersiapkan dengan sebaik mungkin dan akan memberikan yang terbaik di medan tugas.
“Pemimpin strategis yang tidak menyiapkan dirinya dengan baik, akan menjadi sumber permasalahan untuk organisasi,” ujar dia.
Hadi mengingatkan pentingnya sinergi TNI-Polri sebagai kunci dalam menjaga ketertiban dan keamanan nasional.
“Dalam amanat Undang-Undang sudah jelas, tugas pokok TNI dan Polri. Tidak ada lagi dikotomi TNI-Polri, tidak ada lagi grey area, yang ada adalah wilayah sinergi antara TNI-Polri bersama komponen bangsa lainnya,” ujarnya.
“Bila TNI-Polri bersatu dan bersinergi dari atas sampai bawah, Saya yakin masyarakat akan tenang, dan bagi yang berniat jahat akan berpikir seribu kali untuk membuat kekacauan,” Hadi melanjutkan.