GARDANASIONAL, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama pemerintah Amerika Serikat melalui Kedutaan Besar (Kedubes) untuk Indonesia sepakat untuk mengatasi berbagai ancaman radikalisme, kekerasan, terorisme dan tindakan intoleran di Tanah Air.
“Banyak sekali pembahasan yang positif dibicarakan dan saling menyamakan pendapat, terutama tentang radikalisme, kekerasan, terorisme dan tindakan intoleran,” ujar Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj usai melakukan pertemuan dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph Donovan, di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Ia mengaku sejak dulu tetap berupaya membangun toleransi dan moderasi dalam Islam. Hal itu untuk melakukan kontra-radikalisme. Namun, jika terjadi perbuatan tersebut pemerintah melalui aparat akan menyelesaikannya.
“Kalau terjadi terorisme itu kewajiban Densus 88, tapi kita bangun masyarakat yang berbudaya toleran, beradab anti radikalisme,” imbuhnya.
Menurutnya dengan dibangun jiwa masyarakat yang toleran, berbudaya, beradab maka berbagai sikap atau perbuatan yang mengarah pada kekerasan, intoleran, terorisme dapat diatasi.
Terkait peranan Amerika Serikat, Said mengatakan negara Adidaya itu berada dalam posisi memperkuat dukungan pendidikan dan budaya.
Selama ini Kedubes Amerika Serikat juga memiliki keyakinan PBNU mewarisi Islam yang moderat anti kekerasan, intoleran dan perbuatan lain yang dapat merusak perdamaian.
“Kita harapkan Kedubes Amerika Serikat juga menyampaikan pemahaman kepada masyarakat Amerika jangan generalisir Islam sebagai teroris,” katanya.