Pemerintah Berkomitmen Maksimalkan Pasokan Makanan Bergizi Gratis dari Desa

Daerah, Nasional1108 Dilihat

SOLO – Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT), Ahmad Riza Patria mengatakan, Presiden Prabowo Subianto menginginkan agar kebutuhan pokok makanan bergizi gratis (MBG) dipasok secara langsung dari desa-desa.

Riza menjelaskan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus bersiap diri dan berperan aktif dalam memenuhi pasokan pangan MBG. Hal ini merupakan langkah strategis agar desa-desa dapat menjadi pusat produksi pangan yang mandiri dan berkelanjutan.

“UMKM dan koperasi menjadi prioritas penting dalam Badan Gizi Nasional. Harapannya, desa bisa lebih aktif dalam program yang disampaikan oleh Presiden,” ujar Riza dikutip pada situs ANTARA, Minggu (2/2/2025).

Dengan inisiatif ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi sektor desa bisa meningkat hingga 4-7 kali lipat, sebagaimana ada perputaran uang yang lebih aktif di dalam komunitas. Keberhasilan program ini diharapkan membawa dampak positif, terutama dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat yang tinggal di desa.

Baca Juga: Insiden Penembakan WNI di Malaysia, Pemerintah Indonesia Kirim Nota Diplomatik

Untuk mendukung program ini, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Permendes) Nomor 7 Tahun 2023. Dalam regulasi ini, telah ditetapkan bahwa minimal 20 persen dari dana desa harus dialokasikan untuk ketahanan pangan. Hal ini dimaksudkan agar desa dapat mendukung swasembada pangan yang kian dibutuhkan.

Selain itu, rencana pengembangan desa juga mencakup pembentukan desa-desa tematik, seperti kampung cabai, kampung padi, kampung durian, serta desa penghasil ikan gabus dan ikan patin. Konsep desa tematik ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi lokal yang ada, sehingga setiap desa bisa menemukan keunggulan komparatifnya dalam produksi pangan.

“Seluruh desa harus memiliki potensi yang bisa dimajukan, bahkan untuk diekspor,” katanya.

Dalam beberapa kasus, desa-desa tertentu sudah memulai ekspor produk mereka, dan pemerintah berharap hal ini dapat diadopsi oleh lebih banyak desa di seluruh Indonesia.

Dengan berbagai inisiatif pembangunan yang ada, target jangka panjang adalah mengurangi jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal dalam lima tahun ke depan.

“Kita ingin menjadikan desa yang berkembang menjadi desa yang maju dan mandiri,” kata Riza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar