JAKARTA – Sejumlah pejabat Kanada tidak menunjukkan minat untuk memulangkan warga negara Kanada yang masih dipenjara di antara para mantan pejuang ISIS, di penjara-penjara yang dikelola pasukan Kurdi di Suriah.
Dikutip dari VOA, Jumat (8/9/2023), Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, yang mempelopori upaya mengusir ISIS dari kekhalifahan yang dideklarasikan sendiri pada tahun 2014, masih menahan lebih dari 10.000 anggota kelompok ekstremis di berbagai penjara gurun, termasuk sekitar 2.000 warga negara asing.
Diperkirakan sekitar 50.000 istri, anak-anak, dan simpatisan ISIS lainnya juga masih ditahan di kamp-kamp yang luas dan kotor. Namun, permintaan SDF yang berulang kali agar para pejuang asing itu dipulangkan dan diadili di negara asalnya tidak digubris.
Kanada, yang menyumbangkan pasukan dalam upaya melawan ISIS, sejauh ini tidak membawa pulang pejuang ISIS, dan hanya mengizinkan segelintir perempuan dan anak-anak kembali ke negara tersebut. Hal itu dikarenakan kekhawatiran akan masuknya terorisme ke wilayah Kanada.
Pihak berwenang Kanada menolak memberitahu berapa jumlah pasti warga Kanada yang bergabung dengan ISIS, atau di mana mereka berada saat ini, tetapi Gurski memperkirakan sekitar 200 warga negara Kanada telah pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok-kelompok teroris dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 60 orang di antaranya bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak.
Kanada memulangkan empat perempuan dan 10 anak-anak dari kamp al-Roj yang dikelola Kurdi di Suriah pada awal April, dan mendapatkan apresiasi dari Departemen Luar Negeri AS.
Amerika Serikat pada Desember 2020 lalu mengumumkan telah membawa pulang semua 27 warga negara AS yang diketahui melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak, dan sejak saat itu telah memulangkan 12 orang lainnya. Jumlah tersebut mencakup 15 orang dewasa, di mana setidaknya 11 di antaranya telah didakwa melakukan kejahatan, dan 24 anak-anak.