JAKARTA – Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, mengatakan dirinya sangat yakin Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melanjutkan tradisi rotasi lintas matra pada pergantian panglima TNI, menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun pada Desember 2022.
Ngasiman menjelaskan, sejak reformasi 1998, Panglima TNI selalu dijabat dari matra laut, darat dan udara secara bergantian. Mulai dari Widodo Adi Sutjipto (TNI AL) 1999-2002; Endriartono Sutarto (TNI AD) 2002-2006; Djoko Suyanto (TNI AU) 2006-2007; Djoko Santoso (TNI AD) 2007-2010. Kemudian Agus Suhartono (TNI AL) 2010-2013; Moeldoko (TNI AD) 2013-2015, Gatot Nurmantyo (TNI AD) 2015-2017, Hadi Tjahjanto (TNI AU) 2017-2021 dan Andika Perkasa (TNI AD) 2021-2022.
“Tradisi bergiliran antar matra ini saya kira sebagai bentuk hikmat kebijaksanaan yang dipegang teguh oleh para pemimpin kita dan dituangkan dalam undang-undang. Jika melihat rutenya, peluang ada di TNI AL,” ujarnya di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Menurut dia, terdapat dua agenda strategis pertahanan negara ke depannya. Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain.
Ia menilai potensi eskalasi konflik lintas di kawasan laut Indo-Pasifik cukup tinggi. Ada potensi militerisasi di kawasan tersebut yang disebabkan oleh persaingan antara Amerika Serikat dan Cina.
“Dukungan penjagaan laut merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan. Di samping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut,” kata dia.
Kedua, visi Indonesia sebagai poros maritim dunia perlu dilanjutkan. Ia mengatakan poros maritim dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim.
“Secara internal TNI juga memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama pada penguatan Minimum Essential Force (MEF) dan teknologi alusista. Tapi yang lebih penting, seorang Panglima TNI adalah sosok yang memiliki chemistry dan sepemikiran dengan Presiden,” katanya.
Diketahui, masa jabatan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI tinggal lebih kurang sebulan lagi. Andika akan memasuki usia pensiun pada 21 Desember mendatang.
Jika merujuk pasal 53 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, disebutkan bahwa prajurit melaksanakan dinas keprajuritan sampai usia paling tinggi 58 tahun bagi perwira, dan 53 tahun bagi bintara serta tamtama.