Pengamat Terorisme: Mencerdaskan Publik Menyaring Konten Radikalisme, Bukan Tugas BNPT RI Semata

Nasional1049 Dilihat

JAKARTA – Pengamat terorisme, Noor Huda Ismail, mengatakan dirinya sangat mendukung upaya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mencerdaskan masyarakat Indonesia, agar mampu menyaring dan menyikapi konten-konten bermuatan radikalisme yang bertebaran di dunia maya.

Menurut Noor Huda, upaya mencerdaskan publik menyaring konten-konten radikalisme, bukan hanya tugas BNPT semata. Akan tetapi memerlukan dukungan dan keterlibatan banyak pihak sehingga efektif.

“Saya kira BNPT sudah berusaha ke arah sana, pencegahan. Tapi kerja-kerja seperti ini kan sangat sulit diukur tingkat efektifitasnya. Perlu keterlibatan banyak pihak, terutama dari kalangan pendidik, ustaz, tokoh masyarakat dan industri,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (30/3/2024).

Pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian ini mengingatkan bahayanya konten-konten bermuatan radikalisme, karena mampu memberikan inspirasi dan validasi pada korbannya.

Konten-konten ini menyasar kelompok rentan, seperti orang-orang yang sedang belajar Islam dan mereka yang memang sudah simpati dengan kelompok mereka (community of practice). Termasuk perempuan, remaja dan anak-anak, yang rentan terpapar bahaya radikalisme.

“Bahaya konten radikalisme itu memberikan inspirasi, validasi dan jika sudah masuk ke dalam channel-channel khusus mereka, terutama lewat Telegram, mereka diberikan tutorial yang details untuk eksekusi-aksi,” kata dia.

Ia menambahkan, konten-konten radikalisme yang banyak ditemukan di media sosial akan bekerja efektif pada kelompok-kelompok rentan tersebut, sehingga upaya mencerdaskan masyarakat agar mampu menyaring dan menyikapi konten-konten radikal menjadi sangat penting.

“Konten radikalisme di dunia maya itu akan bekerja dengan baik untuk meradikalisasi penerimanya jika, penerima narasi sosmed itu memang sedang dalam proses mencari cara untuk ‘berjihad’ sebagai bentuk dari ekpresi keimanan dirinya. Terlibat dalam aksi teror bagi mereka adalah bentuk ekspresi iman itu sendiri,” jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT RI, Irfan Idris, mengklaim pihaknya terus berupaya mencerdaskan masyarakat agar mampu menyaring dan menyikapi konten-konten bermuatan radikalisme yang masih banyak tersaji di dunia maya.

“Seluruh komponen bangsa segenap lapisan masyarakat harus cerdas digital agar dapat menyaring seluruh narasi yang setiap saat terhidang di dunia maya, Pemerintah terus berupaya mencerdaskan masyarakat agar cerdas menyikapi perkembangan teknologi kemajuan informasi di dunia maya,” ujarnya dikutip dari bnpt.go.id.

Dirinya menambahkan, konten radikal harus mendapatkan perhatian yang serius karena dampaknya sangat merusak terutama kepada kelompok rentan yaitu perempuan, anak dan remaja.

“Konten radikal tidak boleh dibiarkan merasuk dan merusak pikiran masyarakat terutama anak bangsa yang hari ini menyasar perempuan anak dan remaja atau pemuda,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *