JAKARTA – Presiden Rusia, Vladimir Putin, memberikan pernyataan tegas terkait tewasnya Letnan Jenderal Igor Kirillov, seorang petinggi militer Rusia, yang dibunuh dalam sebuah serangan di ibu kota Rusia, Moskow.
Kirillov, yang menjabat sebagai Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi, dan Kimia, tewas pada Selasa (17/12/2024) akibat ledakan bom yang dipasang di skuter listrik di luar gedung apartemennya, bersama dengan asistennya.
Dalam konferensi pers Kamis (19/12/2024), Putin menuding Ukraina sebagai pelaku teror di balik pembunuhan tersebut.
“Pembunuhan ini dilakukan dengan cara yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa banyak orang. Rezim di Kiev telah berulang kali melakukan kejahatan teroris terhadap warga Federasi Rusia,” ujarnya, menekankan bahwa tindakan itu menunjukkan intensi merusak dari pihak Ukraina.
Pihak berwenang Rusia tidak lama setelahnya mengumumkan penangkapan seorang pelaku berkewarganegaraan Uzbekistan, lahir pada tahun 1995, yang diduga kuat terlibat dalam penyerangan tersebut.
Baca Juga: Jihad dan Radikalisasi: Menghadapi Ancaman di Balik Narasi Suriah
Menurut Komite Investigasi Rusia, pelaku tersebut dikirim ke Moskow dengan instruksi untuk menyerang Kirillov dan merekam serangan itu.
Diketahui, si pelaku diiming-imingi hadiah sebesar USD 100 ribu sebagai imbalan atas aksinya, serta tawaran untuk menetap di Eropa.
Sementara itu, tuduhan Rusia terhadap Amerika Serikat sebagai penghasut serangan ini dibantah oleh pejabat AS. Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menolak percaya pada pembenaran tersebut.
“AS telah membentuk rezim Kiev, mensponsori, dan terus mengalirkan senjata ke Ukraina. Bukti jelas menunjukkan bahwa Washington tidak pernah mengutuk tindakan teroris yang dilakukan oleh rezim di Kiev,” ujar Maria Zakharova.
Insiden yang menewaskan Kirillov menambah ketegangan dalam konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina, di mana kedua belah pihak saling mengklaim berbagai tindakan kekerasan dan terorisme satu sama lain.
Hal ini menciptakan suasana penuh ketidakpastian di kawasan tersebut, dengan banyak pihak mengkhawatirkan dampak dari semakin memanasnya situasi ini.
Seiring dengan penyelidikan yang sedang berlangsung, dunia internasional mengamati dengan seksama reaksi dari masing-masing pihak, terutama terkait dengan dinamika hubungan Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat.
Sementara Rusia berusaha menunjukkan konsistensi dalam menuduh Ukraina melakukan aksi teror, pihak Ukraina dan sekutunya tetap berpegang pada narasi bahwa mereka berjuang untuk kedaulatan dan melawan agresi Rusia.
Dengan situasi yang semakin mendalam, penting bagi masyarakat global untuk terus mengawasi perkembangan ini, yang tidak hanya berdampak pada keamanan regional, tetapi juga akan berimplikasi pada stabilitas geopolitik dunia.