JAKARTA – Pemerintah terus melakukan upaya pencegahan terhadap radikal terorisme. Sebab bila seseorang terdampak pada pemahaman negatif itu, bisa berakibat buruk yang tidak saja pada diri, tetapi lingkungan juga.
Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin, mengatakan pemikiran intoleran dapat melahirkan sikap radikalisme yang bermuara pada tindakan terorisme, sehingga bisa mengganggu keamanan negara.
“Karena itu kita tak boleh membiarkan cara berfikir dan bersikap intoleran, kemudian bisa melahirkan sikap radikalisme dan selanjutnya bisa menimbulkan lahirnya terorisme,” ujarnya di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Berfikir intoleran, kata Ma’ruf akan melahirkan fanatisme dan ego suatu kelompok. Sebab fanatisme kelompok lekat dengan takfiri atau sebuah sikap yang gampang menuduh sesama muslim sebagai kafir. Sehingga menganggap kelompok yang benar hanya golongan mereka saja, sementara yang lain tidak benar.
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak bisa mengawal agar pemikiran radikal tak berkembang di Indonesia. Hal itu bertujuan agar masyarakat Indonesia tetap rukun, damai, dan tentram.
Disamping meminta semua pihak mengembangkan cara berfikir Islam yang toleran. Sehingga narasi kebencian dan konflik tak disampaikan dalam menyebarkan nilai-nilai beragama.
“Jangan sampai berkembang narasi yang intoleran, narasi kebencian, narasi konflik dalam menyampaikan ajaran agama,” ujar Ma’ruf.