Romo Benny: Toleransi Tak Sekadar Menghormati Perbedaan

Nasional731 Dilihat

JAKARTA – Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan Indonesia dalam melindungi berbagai corak perbedaan kepercayaan, etnis dan budaya di dalamnya. 

Beraneka ragamnya perbedaan Indonesia bisa terlaksana dengan baik karena adanya toleransi yang menjadi nilai yang menjembatani segala kelompok sosial. 

Tentunya ini dapat menjawab tantangan dari ideologi transnasional yang justru menjadi pintu masuk konflik horizontal serta homogenisasi kultural.

Tenaga Ahli Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo, menjelaskan pentingnya nilai toleransi, karena terdapat banyak suku, etnis, budaya, agama, dan kepercayaan lokal di Indonesia.

Benny mengatakan, toleransi tidak hanya sekadar menghormati perbedaan, tapi menjadi habitualisasi bangsa. Toleransi harus menjadi cara berpikir dan bernalar semua generasi, memahami bahwa hidup saling berdampingan serta bersaudara. 

“Walaupun berbeda agama atau keyakinan, kita tetap ada satu ikatan, yaitu Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Ia menambahkan, dalam sejarah bangsa Indonesia selama berabad-abad lalu, prinsip Bhinneka Tunggal Ika sudah tumbuh, dan bahkan menjadi ekosistem bangsa. 

Maka dari itu, Bhinneka Tunggal Ika harus tetap dijaga dari ancaman kepentingan-kepentingan sesaat yang menggunakan politik sebagai alat untuk memecah belah bangsa.

Berbagai ancaman dan gangguan berupa ideologi transnasional yang datangnya dari luar kerap dijumpai. Hadirnya pemikiran yang anti keberagaman bukannya tanpa tujuan. 

Ideologi transnasional yang menampakkan wajahnya dengan narasi intoleransi membawa misi homogenisasi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.

“Hal ini akan mengancam Indonesia yang justru hadir untuk melindungi dan menaungi berbagai perbedaan yang ada di dalam NKRI,” katanya.

Menurutnya, keragaman Indonesia adalah tanggung jawab besar bagi seluruh anak bangsa untuk menjaga keutuhan, agar bangsa tetap kokoh dan bersatu. 

“Kita harus mampu menjadi kekuatan Indonesia untuk menjaga keberlangsungan keberagaman ini,” kata dia.

 Keragaman Indonesia sangat membanggakan, lanjut Benny, terbukti dengan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memuji Indonesia, karena mampu menjaga kemajemukannya, sehingga bangsa ini tidak bisa dipecah belah oleh ancaman politik maupun kepentingan sesaat yang membenturkan berbagai kelompok masyarakat. 

“Kita harus bangga bahwa ancaman tersebut tidak terjadi di bumi Indonesia,” ujar Romo Benny.

Olehnya itu, masyarakat diharapkan bisa mengelola berbagai keragaman dan kemajemukan yang ada agar tetap dalam NKRI. 

Pasalnya, banyak negara telah runtuh dilanda konflik berkepanjangan karena tidak bisa mengelola perbedaan yang ada. 

Kehancuran negara-negara yang berkonflik ini biasanya ditandai dengan makin maraknya narasi intoleransi dan radikalisme bertebaran di berbagai media massa dan internet. 

Jika tidak dibendung dan ditanggulangi secara cepat dan efektif, maka runtuhnya peradaban suatu bangsa hanya akan menunggu waktu saja.

Ia mengungkapkan, Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki Pancasila sebagai falsafah kehidupan bernegaranya. 

Melalui Pancasila, seluruh hajat hidup berbagai kalangan masyarakat yang berbeda latar belakangnya diwadahi untuk bisa hidup dalam kerukunan dan kebersamaan.

“Sebagai warga negara Indonesia, kita harus memiliki jiwa patriotik, bangga terhadap bangsanya sendiri dengan cara berusaha mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kesehariannya,” ujar dia.

Syarat utamanya kata Benny, adalah memastikan bagaimana agar seluruh bangsa tetap setia kepada Pancasila. Karena Pancasila tidak hanya sekadar ideologi hidup yang mengatur persaudaraan, gotong royong, dan kebersamaan, tetapi juga bisa menjadi ideologi praktis dalam keseharian dan pekerjaan.

“Menjiwai Pancasila seharusnya bisa dilihat pada produk regulasi pemerintah yang muaranya akan mengarahkan berbagai lapisan masyarakat untuk hidup dalam satu kesatuan,” jelas Romo Benny.

Untuk, itu, ia berpesan bahwa Pancasila adalah ikatan bagi Indonesia untuk hidup dengan rukun dan damai. Semua harus bersama-sama menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. 

Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam tindakan harus dijaga dan diamalkan oleh setiap pengambil kebijakan negara ini, sehingga terciptalah masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

“Perlu dipahami bahwa pentingnya agama untuk menjadi inspirasi dan penuntun tujuan hidup, bukan aspirasi kepentingan politik. Kalau agama bisa menjadi inspirasi dan tujuan hidup, maka seseorang akan memiliki kesadaran etis dan berkomitmen untuk tetap menjaga keragaman dan kemajemukan bangsa Indonesia,” katanya mengakhiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *