Tentara Israel Berterima Kasih kepada Brigade Al-Qassam: Cerita di Balik Pengembalian Tahanan

Internasional566 Dilihat

JAKARTA – Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap bersenjata dari Hamas, baru-baru ini merilis video yang memperlihatkan empat tentara wanita Israel yang menyampaikan ungkapan terima kasih atas perlakuan manusiawi yang mereka terima selama masa penahanan.

Video ini menjadi sorotan global dengan tergambarkannya sisi kemanusiaan ditengah konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Dikutip dari Anadolu, Minggu (26/1/2025), video yang diunggah pada 25 Januari 2023 di saluran Telegram menunjukkan para tentara yang baru dibebaskan mengucapkan rasa terima kasih dalam bahasa Arab kepada Brigade Al-Qassam dan faksi-faksi Palestina.

Dalam rekaman, para tentara terlihat dalam kendaraan, siap untuk diserahkan kepada Komite Internasional Palang Merah.

“Assalamualaikum, terima kasih kepada Brigade Al-Qassam atas perlakuan yang baik,” ucap salah satu tentara. Tentara lainnya menambahkan, “Terima kasih atas makanan, minuman, dan pakaian yang kami terima.” Ungkapan syukur mereka mencerminkan situasi yang kontras dengan narasi konflik yang sering diberitakan.

Baca Juga: Gencatan Senjata Israel dan Hamas Mulai Berlaku Hari Ini

Momen pengembalian empat tentara ini sekaligus menandai fase penting dari gencatan senjata yang lebih luas.

Dalam konteks ini, sekitar 200 tahanan Palestina juga dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan tentara Israel tersebut.

Fase pertama gencatan senjata ini, yang dimulai pada 19 Januari, berfokus pada menghentikan kekerasan yang telah menyebabkan lebih dari 47.000 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, kehilangan nyawa sejak konflik meletus pada 7 Oktober 2023.

Satu hari setelah gencatan senjata diberlakukan, Israel membebaskan 90 tahanan Palestina sebagai balasan atas pembebasan tiga tawanan Israel oleh Hamas.

Kesepakatan ini memiliki tujuan utamanya, yakni untuk mencapai gencatan senjata yang lebih permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Gencatan senjata ini diharapkan dapat memberikan sedikit kelegaan dan harapan bagi warga Palestina yang telah menderita akibat pengeboman intensif.

Wilayah Gaza, yang telah mengalami kerusakan hebat pada infrastruktur, terutama dalam aspek kesehatan dan pendidikan, kini berusaha untuk memulihkan diri.

Fase pertama dari kesepakatan ini sedang berlangsung, dan Israel sedang mempersiapkan penarikan pasukannya di Koridor Netzarim yang memisahkan Gaza utara dan selatan.

Namun, meskipun gencatan senjata ini membawa harapan, tantangan besar masih perlu dihadapi. Kehidupan di Gaza masih jauh dari normal, dan banyak keluarga terus hidup dalam ketidakpastian di tenda-tenda pengungsian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *