TNI-Polri Antisipasi Ancaman Teroris dan Serangan Siber di KTT ASEAN

Kabar Mabes, Nasional978 Dilihat

JAKARTA – TNI bersama Polri telah menyiapkan strategi pengamanan yang ketat untuk memastikan kelancaran dan keamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 5-7 September 2023 mendatang.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I TNI, Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, mengatakan ada beberapa hal yang perlu diantisipasi demi kelancaran kegiatan tersebut, seperti kompleksitas situasi global dan regional, serta banyaknya negara yang hadir.

“Kita harus memahami situasi masing-masing negara, tuntutan dan harapan mereka selama di Jakarta,” katanya dikutip Tirto, Minggu (3/9/2023).

Menurut Erwin, kompleksitas KTT kali ini tidak hanya berasal dari situasi global dan regional, juga dari berbagai aspek lainnya seperti lokasi kegiatan, populasi, dan sarana transportasi karena posisi Jakarta sebagai Ibu Kota.

“Jakarta sebagai ibu kota negara memiliki kompleksitas yang berbeda dengan Labuan Bajo, tempat KTT sebelumnya diselenggarakan. Jakarta memiliki populasi yang lebih besar dan beragam, serta sarana transportasi yang lebih banyak,” kata dia.

Erwin mengatakan, pihaknya ingin memastikan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini berlangsung aman dan kondusif.

“Kita harus meyakinkan dunia, termasuk para tamu, bahwa situasi di Jakarta dan Indonesia aman dan kondusif,” kata Erwin.

Lebih lanjut, Erwin mengatakan tidak ada pengamanan khusus kepada delegasi atau perwakilan Amerika Serikat dan Cina yang dipastikan hadir memenuhi undangan. Hal ini dikarenakan kedua negara itu punya standar keamanan yang tinggi, sehingga sudah memiliki prosedur pengamanan sendiri.

“Apa yang mereka berikan saat kepala negara kita berkunjung, tentunya juga akan kita berikan. Yang terpenting bagaimana kita bisa menghadirkan keamanan dan kebutuhan mereka tanpa ada negara sahabat lain yang cemburu,” katanya.

Menurut dia, pengamanan KTT ke-43 ASEAN difokuskan pada sejumlah lokasi penting. Salah satunya, Jakarta Convention Center (JCC) yang akan menjadi tempat berbagai kegiatan utama KTT, seperti pertemuan para pemimpin ASEAN, sidang pleno, dan pertemuan bilateral.

Selain JCC, TNI dan Polri juga akan melakukan pengamanan di hotel tempat delegasi menginap serta beberapa tempat yang akan dikunjungi delegasi, seperti TMII dan Monas.

Kemudian, TNI juga menyiapkan penggunaan alutsista milik TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang mencakup berbagai jenis senjata, kendaraan tempur, hingga peralatan elektronik. Alutsista itu akan digunakan untuk mencegah dan menangkal berbagai ancaman, termasuk ancaman terorisme, serangan siber, dan serangan fisik.

“Alutsista di TNI, sudah disiapkan. Bahkan untuk keadaan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dan evakuasi juga,” kata Erwin.

Senada, Asisten Operasi (Asops) Kapolri, Irjen Verdianto I. Bitticaca mengatakan, salah satu rencana operasi ini dilakukan dengan mengerahkan delapan Satgas, di antaranya Satgas Preemtif, Satgas Preventif, Satgas Tindak, Satgas Rolakir, Satgas Humas, Satgas Banops, Satgas Gakkum, dan Satgas Anti Teror.

“Standar pengamanan kegiatan seperti KTT ini sudah baku. Kami siapkan rencana operasi terpusat untuk Polri, dipimpin oleh Kabaharkam, dan dibantu delapan Satgas,” kata Verdianto.

Tentunya, rencana operasi terpusat tersebut telah disusun dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk TNI, serta Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), hingga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Verdianto mengatakan, rencana operasi tersebut akan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca-pelaksanaan.

Pada tahap persiapan, Polri akan melakukan berbagai kegiatan, mulai dari koordinasi dengan TNI dan instansi terkait lainnya, pemetaan ancaman, pengadaan peralatan dan perlengkapan, hingga pelatihan personel.

Lalu tahap pelaksanaan, Polri akan mengerahkan kekuatan penuh untuk mengamankan KTT ke-43 ASEAN. Personel Polri yang terlibat dalam pengamanan tersebut berjumlah 6.182 orang, yang akan ditempatkan di berbagai titik strategis di Jakarta dan dua daerah penyangga.

“Personel yang kita libatkan dalam operasi Tribrata Jaya, 6.182 personil. Di seluruh DKI dan 2 daerah penyangga, di Jabar dan Banten,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *