Polda Metro Jaya Berhasil Sita 389 Kg Sabu Afghanistan

Kabar Mabes, Nasional578 Dilihat

JAKARTA – Tim Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya berhasil menggagalkan penyelundupan 389 kilogram narkotika jenis sabu yang berasal dari Afghanistan.

Penangkapan ini dilakukan setelah polisi menyergap sebuah mobil boks yang membawa ratusan kilogram sabu tersebut di dekat Kampung Ambon, Jakarta Barat.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, mengatakan operasi ini merupakan bagian dari upaya besar untuk melawan peredaran narkoba internasional.

“Dari TKP ini diperoleh di Jalan Cengkareng, sekitar 500 meter dari Kampung Ambon,” ujar Karyoto di Jakarta, Rabu (20/11/2024).

Dalam penggeledahan yang disaksikan aparat RT setempat, ditemukan 315 bungkus plastik berisi sabu dengan total berat 389 kg. Nilai barang bukti tersebut diperkirakan mencapai Rp 583 miliar di pasar gelap.

Baca Juga: Mengatasi Politisasi Agama dalam Pilkada 2024

“Kita lihat ada 389 kg, ini jaringan internasional Afganistan-Jakarta,” kata dia.

Penyebab utama tingginya minat para bandar untuk menyelundupkan sabu ini adalah perbedaan harga yang mencolok; satu kilogram sabu di Afghanistan dapat dijual seharga Rp75 juta, sementara di Jakarta harganya bisa melonjak hingga Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar per kilogram.

Donald, seorang petugas kepolisian, menambahkan, “Harga sabu di Afghanistan ini sangat murah. Jika dibandingkan dengan di Jakarta, ini adalah salah satu faktor yang memotivasi mereka.” Dengan harga yang lebih tinggi di Indonesia, para bandar semakin tergiur untuk melakukan penyelundupan.

Sementara itu, Kepala Kanwil Bea Cukai Jakarta, Rusman Hadi, menjelaskan narkotika tersebut diperkirakan masuk ke Indonesia melalui jalur tikus di Aceh.

“Jalur Aceh memang sudah umum, dan di jalur laut itu bukan pelabuhan resmi,” ungkapnya.

Mengingat jalur tersebut sering kali lolos dari pengawasan petugas, Bea Cukai dan pihak terkait terus melakukan operasi untuk menangkap pelaku penyelundupan.

Baca Lagi: Begini Kata Menteri Yusril Soal Mary Jane Veloso

“Kami selalu bekerja sama dengan Bareskrim untuk operasi di jalur tersebut. Setiap minggu, kami selalu melakukan penangkapan,” kata dia. Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memerangi narkoba yang telah menjadi masalah serius di Indonesia.

Dalam upaya lebih lanjut, Wadirtipid Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Arie Ardian Rishadi, menyatakan kepolisian, bersama kementerian terkait, telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk menangani permasalahan narkoba secara lebih efektif.

“Kami langsung diinstruksikan untuk memperkuat pintu masuk RI baik yang resmi maupun ilegal,” jelasnya, sambil menekankan pentingnya menjaga garis pantai, terutama di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.

Dengan adanya Satgas ini, diharapkan pengawasan terhadap penyelundupan narkoba bisa lebih ketat dan sistematis.

“Garis pantai panjang di sepanjang pantai timur merupakan pintu masuk yang rentan,” tambah Arie.

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberantas narkoba dan melindungi masyarakat dari dampak buruk peredaran narkotika.

Kejadian ini pun mengingatkan akan pentingnya kerjasama antar lembaga dalam memerangi kejahatan lintas negara.

Penggagalan penyelundupan ini bukan hanya sebuah prestasi, tetapi juga merupakan sinyal kuat bagi sindikat narkoba bahwa pihak berwenang Indonesia tidak akan tinggal diam dalam menghadapi ancaman yang mengganggu keamanan dan kesehatan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *