JAKARTA – Belum pernah ada peneliti Indonesia yang melakukan penelitian defense heritage (warisan pertahanan). Buku ini adalah buku ilmiah yang bagus untuk terus dikembangkan dan disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan RI, Marsekal Muda TNI Julexi Tambayong, saat peluncuran buku “Warisan Budaya Bernilai Pertahanan (Defense Heritage) Indonesia” di Kantor Balitbang Kemhan, Jakarta, Rabu (6/10/2021).
Julexi mengatakan, buku tersebut mampu memberikan pemahaman dasar, bahwa Indonesia punya tugas dalam menjaga serta melestarikan objek-objek cagar budaya bernilai pertahanan.
“(Ini) sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa yang menjadi identitas Indonesia,” kata dia.
Ia berharap, buku “Warisan Budaya Bernilai Pertahanan (Defense Heritage) Indonesia” dapat digunakan sebagai media pembelajaran, guna menumbuhkan rasa cinta tanah air dan pengembangan pariwisata Indonesia.
Peneliti, Gerald Theodorus Lumban Toruan, mengatakan selama ini bangsa Indonesia terkungkung dalam stigma, bangsa Indonesia adalah bangsa terjajah. Padahal stigma tersebut haruslah diubah menjadi bangsa yang berjuang melawan kolonialisme.
“Dengan hadirnya buku ini membuktikan bahwa Indonesia menolak adanya penjajahan, Warisan Budaya Bernilai Pertahanan (Defense Heritage) menjadi bukti nyata bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang, bukan bangsa terjajah,” katanya.
Sekadar diketahui, buku tersebut merupakan hasil karya kolaborasi penelitian antara Gerald Theodorus Lumban Toruan yang merupakan Peneliti Ahli Muda Balitbang Kemhan dengan Jeanne Francoise doktor pertahanan perempuan pertama dari Universitas Pertahanan (Unhan).