JAKARTA – Tes serologi merupakan, program Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Orang yang positif Covid-19 tapi tanpa bergejala (OTG) inilah yang berbahaya. Diantara sesama terlihat badan sehat bugar, tetapi tidak diketahui kalau dalam dirinya terinfeksi Covid-19. Dengan tes serologi ini diharapkan seluruh personel Bakamla non reaktif.
Demikian dikatakan Kabag Kepegawaian Bakamla, Kolonel Bakamla Sumarto, saat menggelar tes serologi bekerja sama dengan Pramita Laboratorium, di Jakarta.
Ditulis Humas Bakamla, Selasa (1/9/2020), kegiatan tersebut menjadi agenda rutin Bakamla yang wajib dilaksanakan bagi pejabat maupun staf sebagai tindakan preventif penyebaran Covid-19.
Sumarto menjelaskan, saat ini jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta, mencatatkan angka tertinggi penambahan kasus harian. Bahkan rumah sakit di Jakarta mulai penuh.
“Oleh karena itu, saya menghimbau kepada seluruh personel Bakamla tetap rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan saling jaga jarak apabila beraktivitas di tempat kerumunan orang,” katanya.
Perlu diketahui, tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis lab adalah tes untuk mendeteksi antibodi baik Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) terhadap SARS-CoV-2 dalam darah. Cara mendeteksinya dilakukan dengan mengambil darah pasien dan dimasukkan ke tabung darah untuk diproses di laboratorium.
Hasil dari tes serologi ini bisa reaktif dan non reaktif. Kalau hasilnya reaktif, kemungkinan tubuh mengandung antibodi SARS-CoV-2. Antibodi reaktif tidak selalu diartikan virus sedang aktif dalam tubuh. Antibodi juga bisa terdeteksi karena adanya infeksi yang terjadi di masa lampau.
Jika dinyatakan reaktif, perlu melakukan isolasi diri sebelum melanjutkan tes PCR untuk memastikan positif atau negatif Corona karena tes antibodi bukan diagnosis pasti.