Fadli Zon Kritik Keputusan Panglima TNI

Kabar Mabes203 Dilihat

JAKARTA – Keputusan Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa merevisi Peraturan Panglima TNI Nomor 31 Tahun 2020 tentang Penerimaan Prajurit, dimana syarat tinggi badan calon taruna-taruni diturunkan, dikritik Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Gerindra, Fadli Zon.

Fadli Zon dalam akun Twitternya @fadlizon, mengaku curiga keputusan tersebut, dikeluarkan untuk akomodir kepentingan tertentu.

“Seiring kemajuan bangsa, harusnya aturan penerimaan soal tinggi badan dinaikkan, bukan diturunkan,” cuitnya, Rabu (28/9/2022).

Kemudian, Fadli Zon menjelaskan terkait cuitannya tersebut. Dia mengaku tidak tahu secara persis apa alasan TNI merevisi aturan tersebut.

“Saya tidak tahu alasannya apa, apakah untuk mengakomodir kepentingan tertentu atau memperluas akses bagi masyarakat yang berminat masuk TNI,” katanya.

Apapun alasannya, Fadli Zon menyayangkan TNI mengubah syarat tinggi badan TNI tersebut. Pasalnya, dia menyebut negara lain memiliki generasi baru tentara yang berpostur tinggi.

“Apapun, generasi muda sekarang lebih tinggi-tinggi ketimbang di masa lalu karena faktor gizi dan gaya hidup sehat. Di negara lain kita melihat, tentara generasi baru badannya juga semakin tinggi,” kata dia.

Sebelumnya, perubahan itu disampaikan Jenderal Andika saat menghadiri sidang Pemilihan Terpusat/Integratif Penerimaan Taruna/Taruni Akademi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Tahun Anggaran 2022 di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Jenderal Andika mengatakan perubahan ini dilakukan agar bisa lebih mengakomodasi para calon taruna-taruni. Salah satu perubahan itu soal tinggi badan calon taruna-taruni. Syarat tinggi badan 163 cm bagi pria diturunkan menjadi 160 cm. Sedangkan syarat tinggi badan untuk wanita, yang sebelumnya 157, diturunkan menjadi 155 cm.

“Sebagai contoh tinggi badan Peraturan Panglima yang terakhir yang menjadi dasar kita semua saat ini adalah 163 cm untuk pria. Untuk wanita 157 cm. Itu sudah saya turunkan,” ujar Andika.

“Jadi saya sudah membuat revisi sedemikian rupa sehingga lebih mengakomodasi kondisi umum remaja Indonesia. Itu yang paling penting. Termasuk usia,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *