Hari Kebangkitan Nasional, Momentum Bangun Gerakan Lawan Intoleransi, Ekstremisme dan Terorisme

Nasional3 Dilihat

Jakarta – Tanggal 20 Mei yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), momentum lahirnya pergerakan nasional dengan semangat nasionalisme, harus menjadi momentum tepat membuat gerakan melawan paham intoleransi, ekstremisme, dan radikalisme, atas ancaman terhadap keutuhan bangsa.

Demikian dikatakan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, di Jakarta, Kamis (19/5).

“Pentingya kesadaran bersama untuk membentuk gerakan nasional yang dapat mematahkan segala bentuk ideologi anti-Pancasila, termasuk sikap serta ujaran kebencian, agar jangan mendapatkan tempat di ruang publik,” ujarnya.

Hal tersebut dikatakannya sebagai respon atas maraknya ancaman intoleransi, ekstremisme, dan radikalisme yang kerap kali berusaha menggoyahkan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Menurutnya, dibutuhkan gerakan nasional guna mempersempit gerak kelompok intoleran, ekstrem, dan radikal agar tidak berkembang lebih jauh.

Baca Lagi: UAS Dicekal Pemerintah Singapura, BNPT: Ini Pelajaran Penting bagi Indonesia

“Kita harus punya sikap politik yang sama bahwa radikalisme, intoleransi, fanataisme, dan terorisme merupakan musuh kita bersama, karena menghancurkan martabat kemanusiaan, dan mengingkari Pancasila. Jadi dengan mempersempit ruang gerak mereka,” katanya.

Dengan sikap politik yang sama, lanjut Benny, maka masyarakat akan cenderung tidak merespon serta tidak mengikuti segala bentuk kampanye maupun tawaran dari kelompok radikal.

Akan tetapi, justru masyarakat akan cenderung secara aktif mengkampanyekan kehidupan yang aman, damai dan toleran sebagaimana agama menjadi rahmat bangsa bangsa.

“Sehingga paham-paham itu akan hilang dengan sendirinya jika masyarakat tidak merespon dan mengucilkan mereka,”kata Romo Benny.

Menutup Ruang Gerak Kelompok Radikal Bukan Pekerjaan Gampang

Ia menambahkan, upaya menutup ruang gerak kelompok radikal bukanlah pekerjaan gampang. Apalagi saat ini generasi muda Indonesia sangat mudah diambil simpati melalui narasi dan kampanye pemutar balik fakta.

“Mereka (kelompok radikal) membuat kampanye publik untuk kemudian menarik simpati kaum muda yang memang tidak memiliki budaya kritis dan masih labil. Narasi mereka lebih banyak di dunia maya sehingga diyakini sebagai kebenaran,” kata dia.

Namun ia optimis dalam menjadikan peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebagai momen bangkit melawan radikalisme, intoleransi, dan terorisme.

“Saya optimis, tetapi tetap harus diimbangi dengan secara aktif mengkampanyekan budaya damai, toleransi, dan keberagaman. Maka konten di media harus banyak menampilkan hal itu. Harus banyak ditampilkan di ruang publik,” ujar dia.

Selain itu, perlu mendorong kebijakan negara yang selalu mengedepankan budaya toleran dan persaudaraan, melalui Pendidikan Pancasila sebagai penanaman karakter kehidupan berbangsa dan bernegara.

Disamping itu juga, sisi masyarakat bisa banyak menginisiatif gerakan seperti gotong royong yang membangun ikatan persaudaraan, sehingga terbangun relasi silaturahmi yang tidak membedakan etnis, suku, ras, dan agama.

“Jadi merajut ke-Indonesiaan itu lewat perjumpaan yang semakin diaktifkan,” katanya.

Tidak hanya itu, Romo Benny juga menilai pentingnya peran dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai ujung tombak kehidupan bermasyarakat dan bernegara, melalui penyampaian narasi yang bukan hanya benar, namun juga menyejukkan.

Dengan begitu, akan terbangun energi positif dimana kekuatan masyarakat bersatu untuk mewujudkan kesejahteraan.

Karena itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk terus membangun kesadaran sebagai bangsa yang besar dan penuh keberagaman, serta memahami pentingnya menjaga persatuan, kesatuan, dan jiwa solidaritas.

“Kita maknai kembali Hari Kebangkitan Nasional guna memahami pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan serta membangun kesadaran sebagai bangsa yang besar, bangsa yang juga memiliki jiwa patriotisme dan  jiwa solidiritas untuk mencapai kesejahteraan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar

Baca Juga