JAKARTA – Code For Unplanned Encounters At Sea (Kode untuk Pertemuan yang Tidak Direncanakan di Laut/CUES) dan Guidelines For Air Military Encounters (Pedoman Pertemuan Militer Udara /GAME) penting untuk mengatur permasalahan dan kejadian antara kapal dan pesawat militer satu negara dengan negara lain.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Pengkajian Strategi Penelitian dan Pengembangan (Pusjianstralitbang) TNI, Brigadir Jenderal TNI A.Z.R. Dondokambey, pada workshop Track II Network of ASEAN Defence and Security Institutions (NADI) Singapura secara virtual melalui video teleconference, di Auditorium Pusjianstralitbang TNI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (21/7).
Menurut Dondokambey, CUES dan GAME sangat penting, agar tidak meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Disamping itu, juga menegaskan kembali komitmen menyelesaikan perselisihan melalui cara damai, tanpa menggunakan ancaman atau penggunaan kekuatan.
“(Ini) sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Internasional yang diakui secara internasional/universal, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS),” ujarnya.
Baca Lagi: Perlu Desain Perlindungan Anak dari Virus Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme
Ia mengatakan, CUES dan GAME adalah bagian dari Confidence Building Measures (langkah-langkah membangung keyakinin/CBMs) sebagai suatu instrument dalam hubungan Internasional untuk menekan, mencegah, atau menyelesaikan ketidakpastian diantara negara yang bermasalah atau berpotensi bermasalah.
“CBMs dirancang untuk mencegah eskalasi permusuhan dan membangun rasa saling percaya, sehingga pelaksanaan CBMs menjadi suatu keharusan demi tercapainya stabilitas keamanan regional,” katanya.
Diketahui, kegiatan tersebut digelar selama dua hari (20 s.d. 21Juli 2022) dihadiri 13 lembaga think-tank pertahanan dari 10 Negara Anggota ASEAN.
Singapura sebagai tuan rumah dan diselenggarakan oleh S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU).