JAKARTA – Latihan penerjunan merupakan salah satu aspek penting dalam pelatihan militer, terutama bagi siswa Terjun Bebas Tempur (TBT) yang akan bertugas dalam operasi yang menuntut keberanian dan profesionalisme tinggi.
Pangkalan Udara (Lanud) Husein Sastranegara menegaskan komitmennya terhadap prinsip “Safety First” dalam melaksanakan latihan penerjunan siswa TBT A-56 dari Skadik 803 Wing 800 Kopasgat. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pelaksanaan teknis tetapi juga pada keselamatan yang merupakan prioritas utama.
Dirilis Puspen TNI di Jakarta, Rabu (6/11/202), latihan dimulai dengan sesi briefing yang dipimpin oleh Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Husein Sastranegara, Letkol Lek Anggoro Budy Mulya.
Baca Juga: Kontroversi Kasus Razman Arif Nasution: Menggugat Keadilan di Balik Jeruji Hukum
Dalam briefing tersebut, Kadisops menyampaikan pesan dari Komandan Lanud, Kolonel Pnb Alfian, menekankan pentingnya keselamatan dan kepatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
“Keselamatan adalah tanggung jawab kita semua. Pastikan setiap langkah yang diambil mematuhi prosedur untuk mencegah kecelakaan,” ujarnya.
Pelaksanaan Latihan
Sebanyak 16 siswa TBT melaksanakan latihan penerjunan taktis menggunakan pesawat Casa dengan nomor registrasi A-2105.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh Kapten Pnb Adam Nurfadli dan Lettu Pnb Yusuf, yang memiliki pengalaman luas dalam kegiatan penerbangan militer.
Kegiatan penerjunan dimulai dari titik muat di Lanud Husein Sastranegara dan berlangsung di daerah dropping zone yang berlokasi di runway Lanud Sulaiman, Margahayu, Bandung.
Proses penerjunan ini melibatkan berbagai langkah teknis yang harus diikuti dengan seksama oleh semua peserta.
Setiap siswa dilengkapi dengan alat terjun yang memadai dan menjalani pemeriksaan menyeluruh sebelum melaksanakan terjun.
Para instruktur memberikan arahan tentang teknik terjun yang benar serta prosedur darurat yang harus diikuti jika terjadi masalah selama penerjunan.
Keselamatan dan Prosedur
Penerjunan yang dilakukan oleh siswa TBT ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor keselamatan yang sangat ketat.
Setiap detail, mulai dari cuaca, kondisi pesawat, hingga kesehatan peserta, dievaluasi secara menyeluruh sebelum penerjunan.
Proses ini mencerminkan komitmen Lanud Husein Sastranegara terhadap standar keselamatan yang tinggi.
“Setiap personel harus selalu siap dan waspada, baik di darat maupun di udara. Kami telah menyiapkan berbagai langkah pencegahan untuk memastikan semua berjalan lancar,” tegas Kapten Pnb Adam Nurfadli dalam penjelasannya.
Melaksanakan latihan penerjunan bukanlah tugas yang mudah. Para siswa dihadapkan pada tantangan fisik dan mental yang signifikan.
Mereka harus dapat mengatasi ketakutan, beradaptasi dengan kondisi yang berubah, dan tetap fokus pada prosedur yang telah diajarkan.
Salah satu siswa menyatakan, “Kehadiran instruktur yang kompeten sangat membantu kami untuk tetap tenang dan percaya diri saat terjun.”
Latihan ini tidak hanya menjadi ajang bagi siswa untuk mengasah keterampilan terjun mereka, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun kepercayaan diri dan kerjasama tim.
Setelah penerjunan selesai, para siswa dan instruktur berkumpul untuk mengevaluasi pelaksanaan latihan. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan komunikasi dan kerja sama di lapangan.
Dalam penutupan sesi evaluasi, Letkol Lek Anggoro Budy Mulya menyampaikan harapannya bahwa semua siswa dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama latihan ini dalam tugas mereka ke depan.
“Ini adalah langkah awal untuk kalian, para prajurit masa depan. Teruslah belajar dan berlatih, karena tugas kalian di lapangan akan sangat menentukan,” katanya.
1 komentar