Memperkuat Ketahanan Nasional: Karyawan Pindad dan DI Melawan Intoleransi dan Radikalisme

BANDUNG – Sebagai lingkungan kerja yang masuk dalam industri Obyek Vital Strategis dibawah Holding BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Defend ID, karyawan PT Pindad (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia / DI (Persero) harus memahami mengenai bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Ini sebagai upaya agar karyawan PT Pindad dan PT DI dapat menangkal secara dini terhadap potensi gejala gejala intoleransi, radikalisme dan terorisme di lingkungan kerjanya.

Hal tersebut dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme  (BNPT) RI, Mayjen TNI Roedy Widodo, saat menjadi narasumber pada acara Sosialisasi Pencegahan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di lingkungan Holding BUMN Defend ID bagi keryawan PT Pindad dan PT DI, di Auditorium BJ Habibie PT DI, Bandung  Selasa (19/11/2024).

Baca Juga: BNPT Gelar Sosialisasi Cegah Radikalisasi Terorisme di Madiun: Mendorong Sinergi 3 Pilar Kewilayahan

“PT Pindad dan PT DI ini adalah Objek Vital Strategis yang harus selalu dijaga terkait dengan sistem keamanannya,” ujarnya.

Menurut Roedy, penguatan wawasan kebangsaan karyawan PT Pindad dan PT DI dirasa sangat penting, dalam rangka mengelola ataupun membuat peralatan-peralatan pertahanan yang strategis untuk pertahanan keamanan bangsa.

“Karena ancaman itu bisa timbul dari dalam dan dari luar. Yang dari luar tentunya indikasi-indikasi potensi ancaman gangguan dari luar perlu dibenahi ataupun dilakukan assessment terhadap sistem keamanan. Sedangkan yang dari dalam mungkin perlu dilakukan assasment juga kepada para pegawai yang mempunyai tugas khusus di PT Pindad dan PT DI ini,” jelasnya.

Disamping itu, karyawan PT Pindad dan PT DI mempunyai tugas yang berprioritas tinggi dan sangat sangat berpengaruh terhadap keamanan maupun suatu efek dari potensi-potensi intoleransi, radikalisme dan terorisme yang bisa saja terjadi sewaktu waktiu bilamana mereka lengah.

“Maka dari itu, kita perlu melakukan pembekalan, lakukan sosialisasi agar secara internal maupun eksternal terbebas dari segala potensi ancaman gangguan hambatan dan juga tantangan yang ada,” kata dia.

Ia juga menjelaskan, definisi atau pengertian intoleransi, radikalisme, dan terorisme serta bagaimana ciri-cirinya, hal-hal apa yang perlu diwaspadai dan pentingnya wawasan kebangsaan.

Roedy berharap, para karyawan PT Pindadn dan PT DI menjadi tangguh dan bisa untuk melakukan pendeteksian secara dini, penangkalan, dan pencegahan.

“Ini sebagai upaya untuk membentuk suatu negara kesatuan Republik Indonesia yang kuat dan tangguh,” katanya.

Sementara Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan sebagai perusahaan yang memproduksi peralatan-peralatan yang strategis alat peralatan pertahanan dan keamanan, maka perlu membekali karyawannya dari berbagai potensi ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Apalagi,lanjut Abraham Mose, jumlah karyawan yang relatif cukup banyak, kurang lebih hampir 2.500-an yang tersebar di Pindad Bandung maupun di Malang, sangat memerlukan pemahaman-pemahaman atau sosialisasi seperti yang akan disampaikan oleh BNPT.

“Karena kadang-kadang kita tidak menyadari bahwa ada hal-hal yang bisa dikatakan unsur-unsur radikalisme yang masuk,” ujar dia.

Dirinya mendorong semua karyawan untuk memahami dan menyebarluaskan informasi yang disampikan BNPT. “Mudah-mudahan pemahaman-pemahaman yang disampaikan Deputi I BNPT ini dapat implementasikan dan berbuah hasil yang baik buat seluruh karyawan Pindad,” katanya.

Begitu juga dengan Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM PT DI, Megy Sismadani, mengatakan radikalisme dan terorisme merupakan kejahatan serius yang dapat mengancam kedaulatan ideologi bangsa dan keamanan negara serta merusak mental generasi muda.

“Terhadap tindak terorisme ini kita harus berhati-hati ketika menerima dan proses informasi yang didapatkan terutama informasi yang berkaitan dengan penyebaran ideologi ekstrim yang dapat membahayakan keamanan nasional,” ujarnya.

Dirinya berharap, sosialisasi yang diberikan BNPT dapat dipahami seluruh karyawan dan dapat disebarluaskan kepada saudara dan rekan-rekan lainnya.

“Kami akan terus merefresh, mengingatkan kepada karyawan bagaimana menghindari terorisme, intoleransi,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 komentar