JAYAPURA – Di tengah gejolak kekerasan yang terjadi di Papua, suara tokoh masyarakat seperti Arnold Ronsumbre menjadi penting. Arnold, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Forum Komunikasi Dewan Mahasiswa (FKDM) Kabupaten Mimika, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan resmi penuh empati dan harapan mengenai situasi di wilayah pendulangan emas Kabupaten Yahukimo.
Arnold mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Republik Indonesia, khususnya aparat TNI-Polri yang terlibat dalam Operasi Damai Cartenz.
Ia memuji keberhasilan evakuasi para korban dari wilayah konflik, menunjukkan betapa besar perhatian pemerintah dalam menangani situasi yang mengkhawatirkan ini.
“Aksi kekerasan di tanah Papua adalah pelanggaran HAM yang tidak bisa ditolerir,” ujar Arnold dalam pernyataannya yang diterima, Selasa (22/4/2025). Pernyataan ini mencerminkan rasa keprihatinan yang dalam dari masyarakat Mimika yang menginginkan kedamaian dan keadilan.
Baca Juga: Membangun Keamanan Melalui Patroli Dialogis: Upaya Satgas Damai Cartenz-2025 di Yalimo
Arnold menyoroti pentingnya penegakan hukum bagi para pelaku kekerasan, menyatakan bahwa peristiwa ini tidak hanya melanggar nilai kemanusiaan, tetapi juga merusak citra Tanah Papua dan Indonesia di kancah internasional.
“Kami mendukung penuh langkah hukum terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam aksi-aksi tersebut,” kata dia.
Dia menekankan, kekerasan tidak seharusnya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Papua. Dalam konteks ini, penegakan hukum bukan hanya tindakan balas dendam, tetapi juga langkah untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan menjaga martabat manusia.
Arnold Ronsumbre juga mengajak semua warga Papua untuk mengikuti ajaran agama yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Ia mengingatkan bahwa dalam Injil, Tuhan melarang membunuh. “Setiap tetes darah yang tumpah akan dimintai pertanggungjawaban, baik di dunia maupun akhirat,” ujarnya.
Dengan tegas, Arnold menyerukan agar seluruh masyarakat Papua menolak tindakan kekerasan dan menghindari pertikaian yang hanya akan menambah penderitaan.
“Mari kita bersama-sama membangun suasana persatuan, bukan perpecahan,” ajaknya kepada masyarakat, khususnya di Timika dan daerah sekitarnya.
Arnold Ronsumbre menegaskan Timika merupakan barometer kedamaian Papua. Ia mengingatkan bahwa jika Mimika aman, maka Papua akan damai.
“Kita perlu bersatu untuk menjaga kedamaian dan menciptakan suasana yang harmonis,” imbuhnya.
“Jangan sampai karena segelintir oknum, nama Indonesia tercoreng di mata internasional. Mari kita jaga Papua agar tidak lagi dilumuri darah,” lanjut Arnold.
2 komentar