Menuju Indonesia Tanpa Terorisme: Tantangan dan Harapan untuk Tahun 2025

Nasional721 Dilihat

JAKARTA – Pencegahan radikalisme dan terorisme di Indonesia harus tetap menjadi prioritas, meskipun selama dua tahun terakhir, aksi terorisme mengalami penurunan yang signifikan.

Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Prof. Muammar Bakry, mengungkapkan tantangan besar tetap ada, terutama dengan adanya kelompok-kelompok anti-Pancasila yang terus menyebarkan narasi berbahaya yang dapat mengancam persatuan bangsa.

Sebagaimana diungkapkan Bakry, Indonesia selama dua tahun terakhir mencatatkan nol serangan teroris, atau yang dikenal sebagai “zero terrorist attack.” Ini merupakan pencapaian penting, meskipun harus diingat bahwa status ini tidak boleh membuat lengah.

“Tahun 2025 merupakan momen yang harus kita sambut dengan optimisme, tetapi juga dengan kewaspadaan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Bakry menjelaskan, peningkatan pemahaman agama yang inklusif dan toleran berkontribusi pada penurunan angka tindakan terorisme di Indonesia. Hal ini merupakan hasil kerja keras berbagai instansi pemerintah dan organisasi masyarakat dalam mendorong dialog antar kelompok dan mengurangi sekat perbedaan yang ada.

Baca Juga: BNPT dan Kementan Luncurkan Brigade Swasembada Pangan di Sumatera Selatan

“Saya melihat upaya pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang inklusif sangat konstruktif. Kita harus menghilangkan sekat-sekat yang masih ada pada masyarakat, termasuk perbedaan agama dan latar belakang yang tidak seharusnya menjadi alasan untuk melakukan kekerasan,” jelasnya.

Bakry menekankan pentingnya menjaga kerukunan antar golongan di Indonesia sebagai langkah untuk mempertahankan status nol serangan teroris. Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk memahami agamanya secara benar dan mendalam agar bisa menjaga keutuhan bangsa.

“Ajaran agama kita mengajarkan kita untuk menjaga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan), dan ukhuwah Islamiyah. Kita harus lebih mengembangkan hal ini menuju ukhuwah imaniyah, di mana setiap anak bangsa yang beriman adalah saudara kita,” kata Bakry.

Masyarakat memiliki peran penting dalam mendukung upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Bakry berharap agar semua komponen bangsa dapat bersatu dalam langkah-langkah konkret untuk menghentikan penyebaran ideologi radikal.

“Kerjasama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi keagamaan akan menjadi kunci keberhasilan dalam menanggulangi ancaman ini,” ujarnya.

Sejumlah upaya yang dapat dilakukan masyarakat antara lain meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi, mengenali dan melawan propaganda radikal, serta aktif dalam diskusi lintas agama untuk membangun pemahaman yang lebih baik antar golongan.

Menuju tahun 2025, harapan untuk Indonesia bebas dari terorisme tetap ada, namun memerlukan komitmen semua pihak. Bakry menekankan perlunya konsistensi dalam menjaga kerukunan antar golongan dan menghindari tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama.

“Kita harus bersama-sama menyongsong masa depan yang lebih aman dan damai,” kata dia.

Dengan adanya usaha berkelanjutan dan pendekatan inklusif dalam pendidikan agama serta pencegahan radikalisme, Indonesia dapat memperkuat pondasinya sebagai bangsa yang beragam dan harmonis. Upaya ini diharapkan memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan impian “zero terrorist attack” di tanah air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *