JAKARTA – Di tengah lautan yang luas, di atas kapal HMAS Adelaide, terjadi momen istimewa yang menunjukkan semangat persatuan dan toleransi antar prajurit. Pada hari Jumat, 8 November 2024, prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) melaksanakan ibadah sholat Jumat berjamaah bersama prajurit Muslim Angkatan Pertahanan Australia (ADF).
Ini bukan sekadar ibadah, tetapi juga sebuah simbol dari kerukunan antar bangsa yang berbeda latar belakang, terutama dalam konteks misi Indo-Pasifik Endeavour 2024.
Ditulis Puspen TNI di Jakarta, Sabtu (9/11/2024), bertindak sebagai Imam dan Khotib adalah FLTLT Abdul Kader, seorang Perwira Rohani Islam dari Angkatan Udara Australia.
Abdul yang sehari-hari bertugas di Squadron 21 RAAF Williams, Laverton Base, Victoria, juga merupakan Imam di sebuah masjid di Melbourne, Australia.
Baca Juga: Menghadapi Tantangan Zaman: Refleksi Hari Pahlawan bagi Pemuda Indonesia
Dalam khotbahnya, Abdul menyampaikan bahwa keberadaan prajurit TNI yang jauh dari keluarga untuk menjalankan tugas negara adalah sebuah pengorbanan yang sangat mulia dalam pandangan Islam.
Abdul Kader menekankan bahwa setiap tetes keringat yang dikeluarkan oleh seorang Muslim dalam menjalankan tugas demi Allah SWT akan mendapatkan pahala.
“Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan jerih payah hambaNya yang bekerja keras semata-mata untuk mencari ridhoNya,” ungkapnya saat memberikan motivasi kepada para prajurit.
Pentingnya pendidikan dan pengembangan diri juga menjadi fokus dalam khotbahnya. FLTLT Abdul mengajak prajurit untuk terus meningkatkan kemampuan profesional mereka, salah satunya dengan belajar bahasa Inggris.
Baca Lagi: Waspada Ideologi Kekerasan: Strategi BNPT untuk Lindungi WNI di Kairo
“Satu kata bahasa Inggris yang dipelajari dan dipraktekkan dalam berkomunikasi akan bernilai pahala,” tambahnya. Ini menunjukkan bahwa dalam setiap aspek kehidupan, ada nilai spiritual yang bisa diambil, termasuk saat menjalani latihan dan kerjasama internasional.
Kegiatan ibadah ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan sikap toleransi yang tinggi di antara prajurit TNI dan ADF.
Komandan HMAS Adelaide beserta seluruh kru kapal sangat mendukung dan menghormati hak setiap personel untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka.
Ini menunjukkan bahwa meskipun berada di laut lepas, semangat kebersamaan dan toleransi tetap dijunjung tinggi.
Prajurit TNI yang terlibat dalam misi ini tentu merasakan kedamaian dan dukungan moral saat melaksanakan ibadah di tengah pelayaran. Melihat sesama prajurit dari negara lain beribadah bersama menunjukkan bahwa perbedaan tidak menghalangi persatuan.