JAKARTA – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menekankan pentingnya peningkatan produksi minyak nasional untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).
Yuliot mengungkapkan, upaya ini sejalan dengan program Astacita yang dicanangkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, bertujuan untuk mencapai swasembada energi.
Yuliot menegaskan, ketahanan energi adalah aspek krusial yang harus dicapai. “Ketahanan energi nasional menyangkut ketersediaan energi yang terjangkau, berkelanjutan, dan ramah lingkungan,” ujarnya pada laman Antara, Kamis (5/12/2024).
Dalam konteks ini, pemerintah juga mendorong implementasi bahan bakar nabati melalui program biofuel B40 sebagai salah satu solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Baca Juga: Tiga Polisi Gadungan Berhasil Ditangkap: Modus Pemerasan Masif Terungkap
Meskipun pada tahun 1997 Indonesia pernah menjadi eksportir minyak, situasi kini telah berubah. Yuliot mencatat, “Saat ini, produksi minyak bumi dalam negeri hanya sekitar 600.000 barel per hari, sementara konsumsi mencapai lebih dari 1,5 juta barel per hari.”
Ini menunjukkan bahwa Indonesia harus memenuhi kebutuhan energi tersebut melalui impor, yang tentunya tidak ideal.
Berdasarkan data terbaru, Pertamina sebagai perusahaan milik negara berkontribusi sekitar 60% dari total produksi minyak nasional, yaitu sekitar 400.000 barel per hari.
Oleh karena itu, pemerintah menargetkan peningkatan produksi minyak nasional hingga 700.000 barel per hari pada tahun 2025-2026.
Dalam skenario ini, kontribusi Pertamina diharapkan meningkat menjadi 480.000 barel per hari, yang merupakan peningkatan sekitar 20% dari kondisi saat ini.
Baca Lagi: Kasus OTT Pj Wali Kota Pekanbaru, KPK Amankan Uang Tunai Rp 6,8 Miliar
Yuliot menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, badan usaha, dan BUMN seperti Pertamina untuk mencapai target ketahanan energi nasional.
“Kementerian ESDM dan Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketahanan energi nasional,” kata dia.
Sinergi ini sangat penting agar arahan Presiden untuk swasembada energi dapat terwujud.
Secara keseluruhan, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan Pertamina menunjukkan komitmen dalam meningkatkan produksi minyak domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Dengan dukungan semua pihak, bukan tidak mungkin Indonesia dapat kembali menjadi pemain utama di sektor energi.