Tak Ada Ponpes di Kabupaten Sarolangun Terpapar Radikalisme

Nasional797 Dilihat

SAROLANGUN – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag), memastikan belum ditemukan adanya paparan radikalisme di Kabupaten Sarolangun. 

Oleh karena itu, Pondok Pesantren (Ponpes) yang tersebar diwilayah itu sebanyak 44 Ponpes dipastikan aman dari radikalisme.

Kepala Kanwil Kemenag Kabupaten Sarolangun, M Syatar, mengaku pihaknya selalu melalukan monitoring terhadap pembelajaran di Ponpes-Ponpes yang ada di Kabupaten Sarolangun.

“Kita tetap ada monitoring dari pada Ponpes-ponpes itu secara berkala kita laksankan per tiga bulan. Salah satunya untuk mengetahui pembelajarannya bagaimana,” ujarnya di Sarolangun, Minggu (16/7/2023).

Syatar menegaskan, sejauh ini belum ditemukan adanya proses pembelajaran atau kurikulum di Ponpes yang bertentangan dengan ketentuan pemerintah.

“Insyaallah semuanya ikut aturan dan kita selalu mengawasi, karena kita juga ada pertemuan rutin juga dengan forum pondok pesantren,” kata dia.

Selain itu, 44 ponpes yang ada di Sarolangun juga bersifat nasional mulai dari MI, MTS dan Aliyah. Ditambahkan, satu diantara 44 ponpes itu juga mengajarkan pembelajaran kitab kuning.

“Kalau pendirian pondok pesantren itu sudah ada ketentuan, misalnya ustad dan ustadzahnya fasilitas dan itu sudah baku aturannya. Sejauh ini belum ada secara kasat mata ataupun informasi yang mungkin radikal atau menyalahi aturan,” jelasnya.

Tak hanya itu, berdasarkan hasil monitoring belum ditemukan adanya aliran yang meresahkan masyarakat.

“Untuk monitoring tentu melibatkan masyarakat, karena yang merasakan adanya aliran radikal adalah masyarakat,” ujarnya.

Untuk mencegah adanya aliran paham radikal di tengah masyarakat, pihaknya selalu memberikan penyuluhan.

“Kita rutin memberikan penyuluhan dan penjelasan, sehingga masyarakat terhindar dari paham radikal,” katana.

Diketahui, belakangan ramai atas Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun yang dikaitkan dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Dimana Ponpes Al-Zaytun dan gerakan NII dikaitkan dengan gerakan radikalisme di Indonesia. Bahkan NII disebut sebagai induk dari aksi radikalisme yang terjadi di Tanah Air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *