BANYUWANGI – Gunung Raung mengalami erupsi yang signifikan pada pukul 09:30 WIB, mengeluarkan kolom erupsi setinggi 2.000 meter di atas puncak gunung. Kolom erupsi ini berwarna kelabu dengan intensitas tebal, dan condong ke arah timur. Erupsi ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 32 mm dan durasi sekitar 4 menit 42 detik. Tak hanya itu, terjadi tiga erupsi susulan pada pukul 10.25, 10.31, dan 10.35 WIB, meskipun kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut.
Meskipun terjadi erupsi, aktivitas penerbangan di Bandara Banyuwangi dipastikan tetap normal. Johan Seno Acton, selaku General Manager Bandara Banyuwangi mengonfirmasi bahwa tes paparan vulkanik telah dilakukan oleh tim keselamatan bandara setelah menerima informasi tentang erupsi Gunung Raung.
“Tes ini merupakan standar prosedur jika terjadi erupsi gunung berapi. Pengetesan dilakukan setiap jam dan hasilnya hingga saat ini negatif,” ujar Johan di Banyuwangi, Selasa (24/12/2024).
Baca Juga: Mewujudkan Perdamaian Melalui Natal: Dialog Antarumat dan Toleransi di Indonesia
Hasil tes menunjukkan bahwa sebaran abu erupsi Gunung Raung tidak mencapai wilayah Bandara Banyuwangi, sehingga tidak mengganggu lalu lintas penerbangan di bandara tersebut. Meski dalam keadaan aman, pengelola bandara tetap memantau perkembangan aktivitas Gunung Raung dan siap dengan langkah-langkah penanganan situasi darurat, terutama mengingat padatnya aktivitas penerbangan menjelang musim libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Johan menambahkan, pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa erupsi Gunung Raung dapat mengganggu penerbangan. “Semoga tidak terjadi lagi. Sampai saat ini penerbangan masih berjalan normal, dan kami akan terus memantau sebaran vulkaniknya,” katanya.
Status Gunung Raung saat ini berada pada level II atau waspada, status ini sudah berlangsung sejak Desember 2023. Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak atau bibir kawah.
Dalam upaya mitigasi bencana, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan Forkopimda untuk menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan, seperti mendata dan menyiapkan peralatan evakuasi jika diperlukan.
“Kami juga menyiapkan masker untuk dibagikan kepada warga jika debu vulkanik mulai mengarah ke Banyuwangi. Informasi yang kami terima, semua pendaki juga sudah turun dari gunung. Kami berharap skalanya erupsi terus menurun,” jelas Ipuk.
Baca Lagi: Natal 2024: Momen Persatuan dan Kedamaian di Tengah Keberagaman Indonesia
Erupsi Gunung Raung ini terjadi dalam konteks yang sejalan dengan perhatian global terhadap risiko bencana alam dan kesiapsiagaan masyarakat. Dengan meningkatnya frekuensi aktivitas vulkanik, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk selalu waspada dan siap menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi.
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Raung adalah salah satu gunung berapi aktif di Indonesia yang telah mengalami erupsi berkali-kali dalam sejarahnya. Erupsi yang terjadi pada Desember 2024 ini menambah catatan aktivitas vulkanik yang harus terus dipantau secara intensif.
Dengan berbagai langkah mitigasi dan pemantauan yang dilakukan, diharapkan masyarakat dapat merasa aman dan nyaman, demikian pula dengan situasi penerbangan di Bandara Banyuwangi yang tetap terjaga.
Pihak berwenang juga mengajak masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan informasi dari sumber resmi terkait aktivitas Gunung Raung dan upaya mitigasi bencana di daerah mereka.