JAKARTA – Kenaikan anggaran pertahanan yang diproyeksikan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menjadi sorotan penting. Stanislaus Riyanta, pakar intelijen dan keamanan dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), mengungkapkan ada dua aspek krusial yang perlu diperhatikan dalam proyeksi ini, yakni pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dan peningkatan kesejahteraan prajurit.
Stanislaus menjelaskan, kenaikan anggaran tidak hanya penting untuk pengadaan alutsista, tetapi juga untuk menciptakan kesejahteraan di kalangan prajurit.
“Keduanya harus beriringan,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/1/2025). Hal ini menunjukkan bahwa pertahanan negara bukanlah sekadar persoalan alutsista dan tenaga militer; ada dimensi sosial dan ekonomi yang harus dipertimbangkan.
Dengan memproyeksikan peningkatan anggaran dari 0,8 persen menjadi 1,5 persen dari pajak domestik bruto (PDB), pemerintah harus pintar dalam menggunakan anggaran yang ada. Penting pula untuk memastikan, pemanfaatan anggaran ini dapat mengatasi berbagai kebutuhan yang menyentuh aspek-aspek fundamental pertahanan Indonesia.
Baca Juga: Penembakan Tragis, Satu Lagi Anggota Polri Gugur Usai Diserang di Papua
Di samping dua hal di atas, Stanislaus juga menyoroti perlunya penguatan industri pertahanan dalam negeri. Dalam era yang semakin kompleks ini, ketergantungan terhadap impor senjata harus diminimalisir. Pengembangan industri pertahanan lokal akan menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kemampuan teknologi dan inovasi dalam negeri.
“Ini harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Melalui pengembangan yang berkelanjutan, diharapkan Indonesia dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan alutsista dari produksi dalam negeri.
Sebelumnya, dalam rapat pimpinan yang diadakan Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, pihak Kemhan memproyeksikan peningkatan anggaran sampai ke angka 1,5 persen dari PDB akan ideal untuk memenuhi kebutuhan pertahanan Indonesia.
Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kemhan RI, mendukung pernyataan ini dengan menekankan ketersediaan anggaran yang cukup sangat penting dalam membangun sistem pertahanan yang tangguh.
Proyeksi anggaran ini tentunya akan berdampak signifikan terhadap kesiapan dan efektivitas Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (TNI) dalam menghadapi berbagai tantangan, baik domestik maupun luar negeri.
Di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu, memiliki sistem pertahanan yang kuat menjadi kunci bagi stabilitas nasional. Peningkatan anggaran pertahanan, apabila dilakukan dengan bijak, tidak hanya akan memperkuat arsenal pertahanan Indonesia tetapi juga memperbaiki kondisi hidup prajurit yang merupakan ujung tombak pertahanan negara.
Ke depan, pengintegrasian antara penguatan industri pertahanan dan kesejahteraan prajurit akan menjadikan angkatan bersenjata RI lebih adaptif dan responsif terhadap berbagai ancaman. Oleh karena itu, penting bagi semua pemangku kepentingan untuk bersinergi demi masa depan pertahanan yang lebih baik.
1 komentar