JAKARTA – Kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi menjadi dua hal penting dalam menentukan arah kebijakan pemerintah. Salah satu program yang diharapkan bisa mewujudkan tujuan kedua ini adalah Kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan program ini diharapkan dapat terwujud dalam waktu dua tahun, yaitu pada tahun 2027.
Luhut mengungkapkan, pemerintah sedang mengupayakan terciptanya kebijakan BBM Satu Harga yang tidak hanya akan menjangkau masyarakat, tetapi juga tanpa subsidi untuk bahan bakar seperti bensin dan solar.
“Subsidi akan diberikan langsung kepada orang yang berhak, bukan kepada barang,” ujarnya dikutip dari ANTARA, Sabtu (22/2/2025).
Baca Juga: Skandal Korupsi Proyek Pabrik Gula Djatiroto PTPN XI: Polri Geledah HK Tower Jakarta
Strategi ini diharapkan dapat membuat alokasi subsidi lebih tepat sasaran efisien. Melalui pendekatan ini, pemerintah berencana menghemat miliaran dolar yang selama ini terbuang untuk subsidi yang kurang efektif.
Menariknya, Luhut juga menjelaskan, pemerintah akan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung distribusi subsidi. Dengan kemajuan teknologi saat ini, pemanfaatan AI diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan efektivitas program subsidi ini.
“AI itu sangat indah,” kata Luhut, menyoroti potensi besar yang dapat dimanfaatkan dalam usaha mencapai keadilan energi.
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan teknologi di sektor pemerintahan telah meningkat signifikan. Berbagai aplikasi berbasis AI telah digunakan untuk memantau dan menganalisis data, sehingga keputusan yang diambil menjadi lebih data-driven.
Pembangunan Penyalur BBM Satu Harga
Keberhasilan kebijakan ini juga ditopang oleh upaya penyelesaian target pembangunan penyalur BBM Satu Harga.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melaporkan, mereka telah berhasil menyelesaikan pembangunan 583 penyalur.
Program ini merupakan langkah pasti untuk memastikan akses energi yang lebih merata seluruh wilayah Indonesia.
Dari pantauan, program BBM Satu Harga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah , khususnya di wilayah terpencil selama ini sulit mendapatkan pasokan BBM.
Dengan adanya penyalur yang merata, masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan harga lebih mahal untuk mendapatkan bahan bakar.
Dengan kebijakan BBM Satu Harga, diharapkan tidak ada lagi perbedaan signifikan dalam harga BBM di setiap daerah. Sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan memberikan akses yang lebih baik terhadap energi.
Meskipun terdapat rencana yang jelas, tantangan dalam implementasi tetap ada. Pemisahan subsidi dari barang ke individu memerlukan evaluasi yang mendalam untuk memastikan tidak ada salah sasaran.
Selain itu, penerapan teknologi AI juga akan memerlukan investasi dan kebijakan yang jelas untuk menghindari potensi penggunaan.
Pemerintah harus bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, untuk memastikan program ini berjalan efektif. Komitmen dan transparansi dalam pelaksanaan program akan menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.