BNPT Apresiasi Peluncuran World Terrorism Index: Langkah Strategis Penanggulangan Terorisme di Indonesia

Nasional846 Dilihat

JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Eddy Hartono, memberikan penilaian positif terhadap peluncuran World Terrorism Index (WTI) yang diadakan Universitas Indonesia.

Eddy menjelaskan, WTI relevan dengan data dari Global Terrorism Index (GTI) dan Global Peace Index (GPI) yang telah menjadi rujukan BNPT.

“World Terrorism Index ini saya apresiasi sebagai langkah yang sangat baik, terutama karena Indonesia berada dalam kategori ‘Low Impacted of Terrorism’ menurut GTI, serta termasuk dalam kategori ‘High Peace’ berdasarkan GPI,” ujarnya di Jakarta, Senin (13/1/2025). Hal ini menunjukkan Indonesia relatif aman dari ancaman terorisme, meskipun tantangan tetap ada.

Eddy menambahkan, WTI sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan nasional dalam pengembangan kajian terorisme.

Data dari WTI diharapkan dapat digunakan bersama dengan kementerian dan lembaga pemerintahan lainnya untuk menyusun strategi pencegahan terorisme yang lebih sistematis, terpadu, dan berkesinambungan.

Baca Juga: Sinergi Internasional untuk Lindungi Pekerja Migran dari Ekstremisme Kekerasan

“WTI ini juga kami jadikan sebagai rujukan untuk merumuskan strategi pencegahan terorisme di masa depan. BNPT berkomitmen untuk berkolaborasi dengan berbagai instansi guna mengurangi risiko terorisme secara berkelanjutan,” jelasnya.

Eddy juga menyoroti ruang siber kini menjadi arena yang dominan bagi perkembangan jaringan terorisme dan penyebaran paham radikal.

Ia menegaskan pentingnya langkah-langkah pencegahan, terutama dalam konteks kontra-radikalisasi, untuk mengendalikan ancaman terorisme di era digital ini.

“Saat ini, banyak kontaminasi dengan paham radikal berlangsung di ruang siber. Oleh karena itu, pencegahan dalam konteks kontra-radikalisasi menjadi sangat krusial. Kita harus sama-sama mereduksi perkembangan jaringan terorisme dan memastikan bahwa ancaman terorisme tetap terkendali,” tegas Eddy.

Di pihak lain, Ketua Program Studi Kajian Terorisme, M. Syauqillah, berharap WTI dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak, termasuk kementerian dan lembaga terkait, dalam memahami posisi Indonesia di indeks terorisme global.

“Data yang kami sajikan mencerminkan posisi Indonesia yang positif. Kami berharap ini dapat dijadikan acuan untuk lembaga-lembaga terkait sehingga kerja sama lintas sektor dapat semakin ditingkatkan,” katanya.

M. Syauqillah juga mengapresiasi kolaborasi antara pihak Kepolisian, Densus 88, BNPT, dan Badan Intelijen Negara (BIN) bersama dengan masyarakat sipil dan akademisi dalam upaya penanganan terorisme.

“Upaya kolaboratif merupakan kunci untuk menemukan solusi terbaik dalam penanganan terorisme,” tambahnya.

Melihat urgensi upaya pencegahan terorisme di Indonesia, peluncuran WTI menjadi langkah strategis yang diharapkan dapat memfasilitasi dialog antara pemerintah, lembaga akademik, dan masyarakat dalam melawan ancaman terorisme secara komprehensif.

Melalui pendekatan berbasis data dan kerja sama lintas sektor, Indonesia diharapkan dapat terus menjaga keamanan dan perdamaian di tengah tantangan global yang ada.

Dengan data yang valid dan rencana strategis yang tepat, BNPT dan pihak terkait berupaya untuk tidak hanya mengatasi terorisme, tetapi juga mendorong terciptanya masyarakat yang lebih tahan terhadap paham radikal.

Peluncuran WTI menjadi momentum penting untuk mendorong paradigma baru dalam penanganan terorisme di Indonesia, yang tidak hanya bertumpu pada penegakan hukum tetapi juga edukasi dan pencegahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *