JAKARTA – Indonesia melalui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Eddy Hartono, berperan aktif dalam Sidang ke-34 Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana (CCPCJ) yang digelar di markas besar PBB di Wina. Sidang tahunan ini merupakan forum internasional yang membahas berbagai isu krusial terkait kejahatan transnasional dan upaya penegakan hukum global.
Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Addressing new, emerging and evolving forms of crime, including crimes that affect the environment, smuggling of commercial goods and trafficking in cultural property and other crimes targeting cultural property”. Tema ini menunjukkan fokus penting terhadap kejahatan yang berkembang, termasuk kejahatan terhadap lingkungan dan perdagangan barang budaya ilegal yang semakin marak di era globalisasi.
Dalam pidatonya, Komjen Pol. Eddy Hartono menegaskan, Indonesia sangat percaya bahwa semangat multilateralisme dan kerja sama antarnegara adalah kunci utama dalam mengatasi berbagai bentuk kejahatan transnasional, termasuk terorisme.
Baca Juga: Panglima TNI Agus Subiyanto: Inspirasi dari Akar Rumput Hingga Puncak Kepemimpinan Nasional
“Kerja sama internasional dan kolaborasi yang kuat menjadi fondasi utama dalam mengidentifikasi, mencegah, dan menindak kejahatan yang melintasi batas negara,” ujarnya dikutip dari laman bnpt.go.id, Minggu (25/5/2025).
Eddy Hartono juga menyoroti Indonesia secara aktif memperkuat kemitraan dengan berbagai lembaga internasional, khususnya United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), melalui mekanisme Programme Governance Committee (PGC).
Melalui kerja sama ini, Indonesia berkomitmen meningkatkan kapasitas dan teknik penanganan kejahatan transnasional, termasuk tindak pidana terorisme yang semakin kompleks.
Perlindungan Anak Teroris: Fokus Global
Selain isu kejahatan ekonomi dan lingkungan, Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam perlindungan anak-anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.
Pada sidang CCPCJ sebelumnya (tahun 2024), Indonesia menginisiasi resolusi penting berjudul “Treatment of children associated with terrorist groups, including children who are recruited and exploited by those groups”.
Resolusi ini bertujuan untuk menggalang dukungan internasional dalam memberikan perlindungan holistik dan pendekatan reintegrasi bagi anak-anak yang terjebak dalam konflik dan aksi terorisme.
“Anak-anak yang terlibat dalam kegiatan terorisme harus mendapatkan perlindungan dan rehabilitasi yang manusiawi. Ini adalah langkah penting agar mereka tidak menjadi korban maupun pelaku di kemudian hari,” kata Eddy Hartono.
Ia menambahkan, Indonesia berharap resolusi tersebut mendapatkan dukungan penuh dari seluruh negara anggota PBB dan pembentukan Intergovernmental Expert Group yang akan memfasilitasi implementasi kebijakan ini secara global.
Indonesia berperan aktif sebagai salah satu negara yang mengusung resolusi ini di forum internasional. Pengalaman Indonesia dalam penanganan anak-anak teroris yang pernah terlibat dalam berbagai serangan dan kegiatan ekstremisme menjadi dasar kuat dalam upaya global ini.
Melalui kerja sama dan komitmen internasional, diharapkan penanganan terhadap anak-anak terasosiasi kelompok teroris dapat dilakukan secara komprehensif, holistik, dan berkelanjutan.
Side Event Unggulan: “Getting Smart on Justice”
Selain berpartisipasi aktif dalam sidang utama, Indonesia melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) serta Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) menyelenggarakan side event berjudul “Getting Smart on Justice: Parole, Probation, and Reducing Recidivism” pada 22 Mei 2025.
Event ini menjadi platform penting untuk membahas inovasi dan strategi dalam sistem peradilan pidana, termasuk pengurangan tingkat residivisme dan pemberian peluang reintegrasi bagi mantan napi.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat sistem peradilan yang berkeadilan dan humanis, sekaligus mendukung upaya internasional dalam mengurangi kejahatan berulang dan mempercepat proses reintegrasi sosial.
Kepala BNPT menegaskan, Indonesia tetap konsisten dalam memperkuat kerjasama internasional dan memperluas jejaring kerja sama dengan berbagai negara dan organisasi dunia.
Melalui peran aktif di forum seperti CCPCJ, Indonesia berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya global memerangi kejahatan lintas negara dan mencegah penyebaran terorisme.
“Kerja sama internasional adalah fondasi utama dalam mengatasi kejahatan yang semakin kompleks dan berkembang. Indonesia akan terus berkontribusi aktif dalam berbagai forum dan mekanisme internasional demi keamanan dan stabilitas dunia,” kata dia.