JAKARTA – Indonesia semakin dikenal sebagai pusat energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara. Masdar, perusahaan energi bersih yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), telah mengumumkan komitmennya untuk membuat Jakarta sebagai hub utama mereka di wilayah ini.
Melalui investasi dalam berbagai proyek, Masdar berupaya memperkuat infrastruktur energi terbarukan di Indonesia, yang sarat akan potensi.
Chief Operating Officer (COO) Masdar, Abdulaziz Alobaidli, dikutip pada laman ANTARA, Rabu (15/1/2025) menyatakan bahwa Indonesia menjadi fokus utama mereka.
“Jakarta adalah pusat (hub) kami untuk Asia Tenggara. Di Jakarta, kami memutuskan untuk membangun kantor kami,” ujarnya. Melalui keputusan ini, Masdar menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi dan mengembangkan proyek energi terbarukan di Indonesia.
Meskipun fokus utama adalah Indonesia, Masdar juga memiliki rencana untuk merambah ke negara-negara lain seperti Malaysia serta mengeksplorasi potensi ekspor energi ke Singapura dan Filipina.
“Kami memulai di Indonesia, dan Jakarta adalah pusat regional kami untuk wilayah tersebut,” kata dia.
Masdar terlibat dalam pengembangan beberapa proyek penting di Indonesia. Salah satu proyek yang paling menonjol adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat.
Proyek ini tidak hanya menunjukkan inovasi dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan tetapi juga menjadi langkah awal Masdar dalam memperluas jangkauan operasi mereka ke berbagai jenis pembangkit energi.
Selain itu, Masdar baru-baru ini menerima Letter to Proceed (LtP) untuk investasi dalam Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang fokus pada energi baru terbarukan di Nusantara, Kalimantan Timur. Ini menandakan Masdar siap untuk berkontribusi lebih jauh dalam pengembangan infrastruktur energi di Indonesia.
Selain proyek-proyek yang sudah berjalan, Masdar juga sedang melakukan studi kelayakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan sistem pumped storage.
Alobaidli menjelaskan, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan tenaga bayu di Indonesia, yaitu kondisi topografi yang membuat beberapa proyek menjadi tidak layak. Namun, mereka tetap optimis dalam mencari peluang baru.
“Untuk tenaga bayu cukup sulit dikembangkan di Indonesia. Topografi wilayahnya menyebabkan beberapa proyek tidak layak, tapi kami masih mendalami peluangnya. Untuk pumped storage, studi kelayakannya masih berlangsung,” jelas Alobaidli.
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam hal energi terbarukan, termasuk energi matahari, angin, dan hidro. Dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, negara ini tengah bertransformasi untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan.
Meski investasi seperti yang dilakukan Masdar adalah langkah yang signifikan, tantangan seperti infrastruktur dan regulasi masih perlu diatasi untuk mengoptimalkan potensi ini.
1 komentar