JAKARTA – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat setempat. Dalam rangka memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi pascabencana, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengunjungi posko pengungsian, Senin (18/11/2024).
Kunjungan ini bertujuan untuk mengecek langsung pelayanan yang disediakan oleh pemerintah dan memastikan bahwa pengungsi menerima bantuan yang diperlukan.
Dalam kunjungannya, Sigit menekankan pentingnya memastikan bahwa semua kebutuhan dasar pengungsi, seperti makanan, air, dan layanan kesehatan, terpenuhi dengan baik.
“Hari ini kami datang mengunjungi beberapa pos untuk memastikan terkait dengan kepastian pelayanan dari Pemerintah khususnya terkait dengan masalah makanan, kebutuhan air, dan kebutuhan kesehatan,” ujarnya dikutip dari situs Humas Polri, Rabu (19/11/2024).
Baca Juga: Pemulihan Psikologis Pascabencana: Tim Trauma Healing Polri di Flores Timur
Sigit menjelaskan, layanan makanan diberikan tiga kali sehari, dan fasilitas mandi disediakan dengan baik.
“Kita cek, makan di beberapa tempat sehari tiga kali, kemudian mandi juga sudah bisa dua kali, kemudian untuk layanan kesehatan di masing-masing pos sudah ada,” tambahnya.
Program Trauma Healing untuk Masyarakat Terdampak
Selain memenuhi kebutuhan dasar, Kapolri juga menyampaikan bahwa Polri bekerja sama dengan berbagai stakeholder telah menyiapkan program trauma healing.
Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana meredakan trauma akibat peristiwa tersebut.
“Kemudian, juga ada kegiatan trauma healing, dan juga sementara pembelajaran walaupun sifatnya belum normal seperti biasa. Namun, rata-rata semua itu bisa dilaksanakan,” jelas Sigit.
Program trauma healing ini sangat penting, mengingat banyak warga yang mengalami stres psikologis akibat situasi sulit yang mereka hadapi.
Kegiatan ini biasanya terdiri dari sesi konseling, permainan edukasi, dan aktivitas yang dirancang untuk membantu anak-anak dan orang dewasa beradaptasi kembali.
Baca Lagi: Denny Sumargo Datangi Polda Metro Jaya, Perkara Hukum dengan Farhat Abbas?
Dalam kunjungannya, Kapolri juga mendengarkan aspirasi masyarakat mengenai program relokasi. Menurut Sigit, sebagian besar warga setuju untuk dipindahkan ke lokasi yang lebih aman, mengingat faktor keselamatan menjadi prioritas utama.
“Sebagian besar menginginkan relokasi. Namun demikian, mereka juga menginginkan agar tempat relokasinya tidak jauh dari kebun, tempat ternak, atau tempat biasa mereka menanam,” ungkapnya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya peduli terhadap keselamatan jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan keberlanjutan hidup mereka setelah bencana. Dengan mempertahankan akses ke sumber mata pencaharian mereka, warga dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Dalam rangka mendukung masyarakat agar bisa kembali beraktivitas normal, Sigit memastikan bahwa pemerintah akan segera memulai proses pembangunan di lokasi-lokasi yang telah ditentukan.
Ia menekankan bahwa evaluasi dan pengecekan secara berkala sangat penting untuk meningkatkan kesiapan menghadapi bencana di masa depan.
“Tentunya setiap saat akan dilaksanakan evaluasi, pengecekan, kemudian seluruh rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk menghadapi rangkaian tanggap darurat,” kata Sigit.
Konteks Erupsi Gunung Lewotobi
Erupsi Gunung Lewotobi yang terjadi sebelumnya ini mengakibatkan ribuan warga terpaksa mengungsi ke posko-poko yang disediakan oleh pemerintah.
Dampak bencana ini tidak hanya fisik tetapi juga psikologis, sehingga program trauma healing dan dukungan mental menjadi sangat penting.
Selain itu, penanganan bencana ini juga menjadi contoh bagaimana tanggap darurat harus dipersiapkan dengan baik untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Kunjungan Kapolri menjadi simbol sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Melalui dialog dan komunikasi yang terbuka, pemerintah dapat lebih memahami kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Sigit menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat dalam penanganan bencana.
Kunjungan ini juga mengingatkan pentingnya mitigasi bencana. Bencana alam seperti erupsi gunung berapi sering kali tidak dapat dihindari, namun dampaknya dapat diminimalisir melalui perencanaan dan persiapan yang baik.
Melalui pendidikan kepada masyarakat mengenai bencana, diharapkan mereka bisa lebih siap menghadapi situasi darurat di masa yang akan datang.
Masyarakat Flores Timur berharap dapat segera kembali ke kehidupan normal setelah bencana. Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan berbagai lembaga, mereka optimis dapat membangun kembali kehidupan mereka dengan lebih baik.
Kunjungan Kapolri diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi pengungsi serta mempercepat proses pemulihan.
1 komentar