Bank Indonesia Siapkan Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan, Fokus Stabilitas Ekonomi

Ragam426 Dilihat

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa terdapat ruang untuk menurunkan suku bunga acuan BI-Rate di masa depan. Hal ini akan dipertimbangkan berdasarkan prospek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi yang berlangsung.

Dalam konferensi pers hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV Tahun 2024 yang digelar di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2024), Perry menjelaskan, “Ruang penurunan suku bunga itu masih terbuka. Besarannya berapa, timingnya kapan, akan kami lihat prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi.”

Perlu dicatat bahwa pada bulan ini, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI-Rate di level 6 persen, suku bunga Deposit Facility di 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility di 6,75 persen. Keputusan ini diambil menyusul ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang berdampak pada nilai tukar rupiah dan ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Juga: Ketua KONI Probolinggo Terlibat Kasus Narkoba

Perry menekankan pentingnya stabilitas nilai tukar rupiah sebagai fokus kebijakan moneter jangka pendek. “Mencermati dinamika global dan juga perlunya kita bersama mendorong pertumbuhan ekonomi, maka untuk kebijakan moneter stance-nya atau arahnya mulai seimbang antara menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

BI berkomitmen untuk memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran demi menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Penguatan strategi operasi moneter pro-market akan terus dilakukan untuk menarik masuknya modal asing. Hal ini termasuk menjaga struktur suku bunga di pasar uang rupiah agar tetap menarik bagi investor asing yang ingin berinvestasi di aset keuangan domestik.

Sebagai bagian dari upaya ini, BI juga akan mengoptimalkan penggunaan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

Selanjutnya, BI memperkuat strategi transaksi term-repo dan melakukan swap valas yang kompetitif, serta memperkuat peran Primary Dealer (PD) untuk meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan transaksi repurchase agreement (repo) antara pelaku pasar.

Dengan langkah-langkah ini, Bank Indonesia berusaha menciptakan lingkungan yang stabil bagi pertumbuhan ekonomi sambil tetap memperhatikan kondisi global yang dinamis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar