Kemhan RI Hati-hati Adopsi Teknologi AI dalam Alutsista TNI

Kabar Mabes, Nasional634 Dilihat

JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia berkomitmen untuk mengambil langkah hati-hati dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk alat utama sistem senjata (alutsista) TNI di tahun 2025.

Hal ini disampaikan oleh Karo Humas Setjen Kemenhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Frega menjelaskan, meski teknologi AI semakin berkembang, ada kekhawatiran mengenai keandalannya dalam misi pertahanan.

“Kita tidak ingin gegabah. Proses pengkajian yang matang diperlukan agar teknologi yang diadopsi dapat memenuhi kebutuhan Indonesia,” kata dia.

Menurutnya, ketepatan dalam penentuan target serangan menjadi tantangan utama yang perlu diatasi.

“Salah satu masalah besar adalah akurasi target serangan yang sering kali tidak presisi. Kita melihat di beberapa daerah konflik, meskipun menggunakan teknologi AI, hasilnya kadang salah sasaran dan berisiko menargetkan warga sipil,” jelas Frega, menyoroti betapa pentingnya pertimbangan etis dalam penggunaan teknologi ini.

Baca Juga: Jihad dan Radikalisasi: Menghadapi Ancaman di Balik Narasi Suriah

Meskipun mengakui adanya kekurangan, Frega menekankan, pengembangan dan penerapan teknologi AI dalam dunia pertahanan tidak bisa dihindari.

“Kita harus terus mengembangkan teknologi ini untuk memperkuat persenjataan TNI,” jelasnya lebih lanjut.

Diketahui, TNI Angkatan Udara (TNI AU) merupakan salah satu elemen yang serius dalam implementasi teknologi AI.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Ardi Syahri, menyatakan, mereka sedang berupaya mengembangkan AI untuk pengamanan kawasan udara.

“Alih teknologi yang mendukung sistem siber dan AI masih perlu dilengkapi, dan evaluasi akan dilakukan tahun 2024 untuk pemenuhan hingga 2025,” ungkap Ardi dalam pernyataannya.

Ardi menambahkan, pengembangan teknologi AI di TNI AU telah menunjukkan kemajuan, meskipun masih banyak yang perlu dilakukan. Salah satu fokus pengembangan adalah pengadaan fasilitas teknologi di Skuadron Pendidikan 506 di Bogor, Jawa Barat, yang meliputi laboratorium dan alat komputer.

“Selama tahun 2024, kami sudah mulai menerapkan teknologi AI dalam latihan pertahanan. Ini merupakan langkah awal yang baik, namun kami tetap memerlukan tambahan dana untuk mewujudkan semua rencana ini,” jelas Ardi.

TNI AU berkomitmen untuk serius dalam mengembangkan teknologi AI untuk mendukung misi pertahanan Indonesia. Penggunaan teknologi canggih dalam latihan pertahanan dan operasi militer diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan keamanan wilayah udara Indonesia.

Dengan demikian, Kementerian Pertahanan dan jajaran TNI menunjukkan keseriusan dalam mengadaptasi inovasi teknologi, sambil tetap memperhatikan risiko dan tantangan yang harus dihadapi.

Kesiapan dan pertimbangan matang dalam penerapan teknologi AI akan menjadi kunci dalam menjaga keamanan nasional dan melindungi rakyat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar