JAKARTA – “Saya bangga menyambut kalian disini, tidak ada kebanggaan yang lebih besar bagi seorang Panglima, selain menerima kembali prajuritnya pulang tugas operasi”. Begitulah kalimat membanggakan yang menggema saat KRI Diponegoro-365 kembali dari medan tugas, membawa harum nama bangsa di kancah internasional.
Selasa (18/2/2025), menjadi hari yang membahagiakan bagi keluarga besar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Di lapangan Prima, Mabes TNI, Jakarta Timur, upacara penyambutan KRI Diponegoro-365 yang tergabung dalam Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI, Kontingen Garuda XXVIII-O UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) TA. 2023-2024 berlangsung khidmat dan penuh haru.
Mewakili Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto; Komandan PMPP TNI, Mayjen TNI Taufik Budi Santoso, memimpin upacara tersebut.
Dalam sambutannya yang membara semangat, Panglima TNI menyampaikan rasa bangga dan terima kasih yang mendalam atas dedikasi dan pengabdian para prajurit selama menjalankan misi perdamaian di Lebanon.
Baca Juga: Ojek Online (Ojol) Tuntut THR: Antara Harapan dan Realita di Tengah Gempuran Digital
KRI Diponegoro-365 bukan hanya sekadar kapal perang. Ia adalah duta bangsa, membawa misi mulia untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah yang dilanda konflik.
Satgas MTF TNI, yang merupakan bagian dari UNIFIL, memiliki tugas krusial untuk mencegah masuknya senjata ilegal melalui jalur laut, melindungi perairan Lebanon, serta memberikan dukungan kepada Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF).
Misi ini tidaklah mudah. Para prajurit TNI harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari cuaca ekstrem, potensi ancaman keamanan, hingga perbedaan budaya. Namun, dengan semangat juang yang tinggi, profesionalisme, dan kemampuan adaptasi yang luar biasa, mereka berhasil menjalankan tugas dengan gemilang.
KRI Diponegoro-365 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu, membawa 120 personel yang terdiri dari 105 Anak Buah Kapal (ABK KRI) dan 15 unsur pendukung.
Unsur pendukung ini meliputi penerbang, dokter, perwira psikologi, pasukan Komando Pasukan Katak (Kopaska), penyelam, dan perwira penerangan. Kekuatan gabungan ini memastikan Satgas MTF TNI memiliki kemampuan yang komprehensif dalam menjalankan tugas di laut.
Kehadiran tim medis, misalnya, sangat penting untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para prajurit dan juga masyarakat setempat. Sementara itu, perwira psikologi berperan penting dalam menjaga stabilitas mental dan emosional para prajurit selama menjalankan misi yang penuh tekanan.
Dedikasi dan profesionalisme para prajurit TNI dalam menjalankan misi di Lebanon tidak luput dari apresiasi. Selama bertugas, KRI Diponegoro-365 berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi dari berbagai pihak, termasuk:
- United Nation Medal: Penghargaan dari UNIFIL Force Commander sebagai pengakuan atas kontribusi dalam menjaga perdamaian.
- German Medal: Penghargaan dari Jerman atas kerja sama yang baik.
- Letter of Appreciation: Surat penghargaan dari berbagai pihak atas kinerja yang sangat baik.
- Lebanon Armed Force (LAF) Medal: Penghargaan dari Angkatan Bersenjata Lebanon atas dukungan yang diberikan.
- Ambassador Award: Penghargaan dari Duta Besar atas kontribusi dalam diplomasi.
- Duta Kebudayaan: Penghargaan atas peran dalam memperkenalkan budaya Indonesia.
- Letter of Appreciation dari UNIFIL: Penghargaan atas kinerja yang luar biasa.
- Letter of Appreciation dari MTF: Penghargaan dari Satgas MTF.
Penghargaan-penghargaan ini menjadi bukti nyata pengakuan dunia internasional terhadap kualitas dan kemampuan TNI dalam menjaga perdamaian.
Pesan Panglima TNI: Menginspirasi dan Memotivasi
Dalam amanat yang disampaikan, Panglima TNI memberikan beberapa penekanan penting bagi para prajurit yang baru kembali dari tugas.
Pesan-pesan tersebut bertujuan untuk membangkitkan semangat juang, menjaga keharmonisan, dan meningkatkan profesionalisme. Beberapa penekanan tersebut antara lain:
- Harmonisasi Keluarga: Menekankan pentingnya menjaga keharmonisan hubungan keluarga setelah kembali dari penugasan. Prajurit diharapkan dapat kembali beradaptasi dengan lingkungan keluarga dan memberikan perhatian penuh kepada keluarga.
- Fokus pada Tugas Pokok: Meminta prajurit untuk segera kembali fokus pada tugas pokok di satuan masing-masing. Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh selama bertugas harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan satuan.
- Etos Kerja: Meningkatkan semangat dan etos kerja di lingkungan satuan. Prajurit harus terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan agar siap menghadapi tantangan tugas di masa depan.
- Kemampuan Bahasa Asing: Mempertahankan dan meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Kemampuan berbahasa asing sangat penting dalam menjalin komunikasi dan kerja sama dengan pihak asing. Selain itu, kemampuan tersebut juga harus diajarkan kepada rekan-rekan di satuan.
Kepulangan KRI Diponegoro-365 dari Lebanon adalah momen membanggakan bagi bangsa Indonesia. Para prajurit TNI telah menunjukkan dedikasi, profesionalisme, dan semangat juang yang tinggi dalam menjaga perdamaian di kancah internasional.
Penghargaan yang diraih menjadi bukti nyata pengakuan dunia terhadap kemampuan TNI. Semoga semangat juang dan pengabdian para prajurit TNI selalu menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
1 komentar