JAKARTA – Di tengah keindahan alamnya, Morowali, Sulawesi Tengah, kini menghadapi tantangan serius dengan hampir semua pantai dan lautnya, yaitu sekitar 100 kilometer, telah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asal Cina.
Pengungkapan ini datang dari Muhammad Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, yang menekankan eksploitasi sumber daya laut ini semakin parah, karena dilakukan oleh perusahaan asing, bukan domestik.
Menurut Said Didu, perampokan sumber daya di Morowali ini memiliki “kadar dosa” yang lebih tinggi dibandingkan eksploitasi lokal.
“Perampokan di Morowali lebih sempurna karena dilakukan oleh perusahaan asing. Mungkin di bawah neraka Jahanam dosanya ini,” ujar Said Didu dalam channel YouTube-nya yang dikutip, Minggu (9/2/2025).
Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran yang mendalam mengenai dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan ekonomi lokal.
Baca Juga: Ancaman! BNPT RI Memantau Aktivitas Eks HTI
Kondisi ini semakin rumit ketika Said Didu menyebutkan, bukan hanya perusahaan asing yang bertanggung jawab, tetapi juga pemerintah dan aparat di berbagai tingkatan yang berkolaborasi dalam proses ini.
“Seluruh aparat sudah terlibat,” ungkapnya, menunjukkan adanya masalah sistemik dalam pengelolaan sumber daya alam.
Said Didu juga menyoroti perlunya tindakan tegas dari pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto.
Ia mengungkapkan perasaannya yang sedih melihat Prabowo tampak takut kepada mantan presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menurutnya telah merugikan negara dengan menjual sumber daya alamnya.
“Berhentilah pak Prabowo tunduk apalagi takut kepada Jokowi, dia merusak Negara mu,” tegasnya.
Oleh karena itu, Said Didu mengusulkan agar presiden membentuk tim khusus untuk menangani masalah ini, mengingat lembaga yang selama ini ada tidak mampu menyelesaikan permasalahan ini secara efektif.
“Kalau hanya pakai lembaga yang selama ini, mereka lah yang melakukan perampokan itu semua,” katanya.
Eksploitasi oleh perusahaan asing tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada masyarakat lokal yang bergantung pada sumber daya laut untuk mata pencaharian mereka.
Dengan semakin berkurangnya akses masyarakat terhadap laut, banyak nelayan lokal yang kehilangan mata pencaharian. Hal ini dapat memicu masalah sosial dan ekonomi yang lebih besar jika tidak segera diatasi.
5 komentar